*** BEST SOUND SYSTEM JAKARTA, Jl. Asembaris Raya F. Barat no.40A Kebonbaru Tebet, Jakarta Selatan (12830) Telp: 62.021.83705116 ***

Jumat, 30 Januari 2015

MONUMEN DAN PATUNG DI JAKARTA (1)

Setelah kita berkelana keliling Jakarta dengan mengunjungi museum-museumnya yang tersebar di lima kawasan ibukota ini, untuk bernostalgia bersama keluarga, untuk berwisata sejarah ataupun sekedar untuk memanfaatkan waktu yang luang, guna mengenal lebih jauh lagi tentang kota Jakarta, mari kita kunjungi Monumen dan Patung-patung bersejarah yang tersebar ditempat-tempat umum yang berbaur dengan kehiruk pikukan kota ini. Jumlahnya lebih dari 30-an, diantaranya:

1. PATUNG PAHLAWAN (TUGU TANI) 
Patung ini terletak di daerah Gambir, tepatnya di pertemuan Jl. Prapatan - Jl. Arif Rahman Hakim - Jl. Wahid Hasyim - Jl. Ikhw. Ridwan Rais dan Jl. Kebon Sirih. Patung yang dibuat sebagai bentuk penghargaan kepada para pejuang kemerdekaan Indonesia ini dilambangkan oleh seorang laki-laki yang memakai caping (topi pak tani) menyandang senapan dan sedang meminta restu pada wanita yang ada disisinya untuk maju ke medan perang. Patung ini resminya bernama Patung Pahlawan, namun karena topi capingnya itulah, maka orang-orang biasa menyebut patung ini dengan sebutan Patung Pak Tani.
Ide patung ini dimulai saat presiden Soekarno melakukan perjalanan ke kota Moskow dan beliau terkesan dengan patung-patung yang ada disana. Saat itu presiden Russia mengenalkan presiden Soekarno ke salah satu seniman yang bernama Matvei Manizer dan anaknya Otto Manizer. Mereka pun kemudian diundang ke Indonesia untuk membuat patung yang melambangkan semangat kemerdekaan. Disinilah kedua pematung itu berkelana dan menemukan legenda Jawa Barat yang berkisah tentang seorang Ibu yang mengiringi anaknya untuk pergi berperang. Sang Ibu memberikan semangat supaya sang anak memenangkan setiap peperangan dan selalu ingat dengan orang tua dan negaranya.
Patung perunggu ini dibuat di Rusia dan dibawa ke Indonesia dengan menggunakan kapal laut, dan kemudian diresmikan pada tahun 1963 oleh Presiden Soekarno. Pada papan di monumennya tertulis: "Bangsa yang menghargai pahlawannya adalah bangsa yang besar".

2. PATUNG DIRGANTARA (TUGU PANCORAN)
Monumen bersejarah yang terletak di Pancoran Jakarta Selatan ini dibuat pada akhir kepemimpinan Presiden Soekarno, dan kabarnya untuk menyelesaikan proyek pembuatan patung ini, Presiden Soekarno sampai rela menjual mobil pribadinya. Letaknya diperempatan Jl. Letjen Haryono MT - Jl. Jend. Gatot Subroto - Jl. Prof. DR. Supomo dan Jl. Pasar Minggu Raya.
Patung Pancoran berbentuk patung manusia yang kuat dan berani terbang menjelajah angkasa, menghadap ke Utara dengan tangannya seakan menunjuk ke arah bekas Bandar Udara Internasional Kemayoran. Presiden Soekarno ingin menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan dilindungi oleh angkatan udara yang kuat dan dilayani oleh transportasi udara yang solid sebagai sarana perpindahan manusia.
Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964-1965. Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono, dalam pengerjaannya diawasi langsung oleh Presiden Soekarno sendiri. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter, dan kaki patung berbentuk lengkungan dari beton setinggi 27 Meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana.
Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa G30S/PKI.

3. PATUNG PANGERAN DIPONEGORO; Taman Monas
Patung Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro yang menunggang seekor kuda berdiri menjulang tinggi dengan gagahnya seakan hendak terbang, di lapangan Monas, Jakarta Pusat, letaknya di dekat pintu masuk menuju ke dalam bangunan Monas.
Di dekat patung terdapat informasi mengenai Pangeran Diponegoro, tentang riwayat singkat perjuangan Pangeran Diponegoro dalam mengusir penjajah Belanda, hingga beliau wafat karena diasingkan. Patung ini sungguh terlihat gagah.
Patung yang terlihat sangat gagah ini dibuat berdasarkan gagasan bekas Konsul General Italia di Indonesia Dr. Mario Pitta. Dia adalah seorang pengusaha besar Italia yang terkenal sangat mengagumi dan mencintai Indonesia. Selama menjabat sebagai konsul, ia bercita-cita menghadiahkan sesuatu sebagai kenang-kenangan kepada bangsa Indonesia. Keinginan tersebut pada tahun 1963 dinyatakan kepada Dubes RI di Italia yang waktu itu dijabat Hadi Thayeb dan disarankan untuk membuat patung para pahlawan nasional Indonesia, ternyata yang dipilih adalah Pangeran Diponegoro.
Patung Diponegoro dibuat seorang pemahat kenamaan Italia yakni Cobertaldo, yang dikirim langsung oleh Dr. Mario Pitta ke Indonesia. Untuk memulai pekerjaan tersebut, Cobertaldo ditugaskan mengadakan penelitian mengenai berbagai tipe orang Indonesia sambil mempelajari sejarah dan kebudayaan Indonesia. Berhari-hari ia mempelajari berbagai macam posisi kuda yang sering dipakai Diponegoro. Setelah meresapi perjuangannya, dibuatlah patung tersebut, sang pangeran berjubah dan bersorban putih sedang menunggang kuda putih dengan kedua kaki depan diangkat ke atas. Dibuat dengan bahan perunggu dan dikerjakan selama setahun pada 1965 di Italia. Setelah dikirim ke Jakarta, patung tersebut diletakkan di dalam Taman Monas. (lihat juga disini)

4. PATUNG PANGERAN DIPONEGORO; Taman Suropati
Patung Pangeran Diponegoro sedang menunggangi seekor kuda yang terletak di depan Taman Suropati Menteng, Jakarta pusat ini berdiri dihamparan bunga-bunga rambat yang didominasi warna hijau dan jingga dibagian pinggirnya. Terletak dipertemuan Jalan Diponegoro dengan Jalan Imam Bonjol. Diapit dua objek yaitu Gedung Bappenas dan Taman Suropati. Diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso tanggal 6 Desember 2005.

5. PATUNG PEMUDA MEMBANGUN
Patung yang terletak di bunderan Senayan, Jl. Jenderal Sudirman – Jl. Sisingamangaraja, tempat strategis sebagai titik temu antara Senayan sebagai pintu gerbang Jakarta Pusat dengan area Jakarta Selatan ini, dibuat sebagai penghargaan untuk para pemuda dan pemudi dalam keikut sertaannya pada pembangunan Indonesia. Dilambangkan dengan seorang pemuda gagah dan kuat yang sedang menjunjung obor berupa piring berapi yang tak pernah padam, mengandung filosofi semangat pembangunan yang tak pernah mati. Ketika itu mulai dicanangkan Pelita (Pembangunan Lima Tahun) I.
Tujuan yang ingin dicapai dengan manifestasi patung ini adalah untuk mendorong semangat membangun yang pada hakekatnya harus dilakukan oleh para pemuda atau orang-orang yang berjiwa muda. Maka patung ini diberi nama Patung Pemuda Membangun. Seluruh pendanaan pembuatan patung disandang oleh perusahaan minyak yang saat ini bernama Pertamina. Ketika itu pimpinan tertingginya, Ibnu Sutowo, ikut memegang peranan.
Patung ini terbuat dari beton bertulang yang dilapisi oleh teraso, mulai dibangun pada bulan Juli 1971 oleh tim yang tergabung dalam ISA (Insinyur, Seniman dan Arsitek) dengan Imam Supardi sebagai pimpinan tim dan Munir Pamuncak sebagai penanggungjawab pelaksana, direncanakan untuk diremikan pada Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1971, tetapi karena pembangunan belum selesai maka diresmikan pada bulan Maret 1972.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar