*** BEST SOUND SYSTEM JAKARTA, Jl. Asembaris Raya F. Barat no.40A Kebonbaru Tebet, Jakarta Selatan (12830) Telp: 62.021.83705116 ***

Rabu, 25 Desember 2013

BERNOSTALGIA DI MUSEUM (6)

GALERI NASIONAL INDONESIA

Galeri Nasional Indonesia hadir sebagai sebuah lembaga museum (Art Museum) dan pusat kegiatan seni rupa yang resmi beroperasi sejak 8 Mei 1999. Berdiri di Koningsplein no.14, yang sekarang disebut Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, sebagai salah satu museum seni rupa di Indonesia yang memiliki sekitar 1750 koleksi karya-karya seni rupa. Galeri dibuka setiap hari Selasa-Minggu. Senin tutup. Untuk bertandang ke tempat ini pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis.
Menurut sejarah, gedung ini awalnya adalah bangunan sekolah yang didirikan pada tahun 1902 oleh Yayasan Kristen Carpentier Alting Stiching (CAS). Meski awalnya sebagai sekolah, tapi gedung ini senantiasa berganti-ganti fungsi. Sempat menjadi asrama HBS wanita, lantas pernah dipakai pula sebagai markas pergerakan KAMI-KAPPI di akhir orde lama. Namun itupun tak berjalan lama, Brigade Infanteri I Jaya Sakti Kodam Jaya sempat pula bermarkas di gedung ini. Pada tahun 1981 bangunan berarsitektur kolonial Belanda ini diserahkan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk difungsikan sebagai Gedung Pameran Seni Rupa (kini Galeri Nasional Indonesia).
Kini karya-karya seni rupa kontemporer pun terlihat menghiasi halaman gedung. Salah satunya terdapat sebuah patung lelaki gondrong berkaos oblong dan bercelana jeans berdiri miring, seakan mencerminkan perilaku manusia urban kelas menengah bawah. Juga karya kontemporer modern serupa dua tangan terkait menjadi simbol keseimbangan di tengah halaman gedung.
Bagi anda yang berminat mampir di Galeri ini, naiklah kendaraan yang murah meriah, busway koridor 2, 2A, 2B, 7A, 7B turun di halte Gambir 2, tinggal jalan sedikit, melintasi stasiun Gambir dan menyeberangi jalan, sampailah kita.


PLANETARIUM DAN OBSERVATORIUM JAKARTA

Planetarium dan Observatorium Jakarta adalah satu dari tiga wahana simulasi langit di Indonesia selain di Kutai, Kalimantan Timur, dan Surabaya, Jawa Timur. Planetarium tertua ini letaknya di Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya No.73, Menteng, Jakarta Pusat. Planetarium Jakarta merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menyajikan pertunjukan / peragaan simulasi perbintangan atau benda-benda langit. Pengunjung diajak mengembara di jagat raya untuk memahami konsepsi tentang alam semesta melalui acara demi acara.
Planetarium Jakarta berdiri tahun 1964 diprakarsai Presiden Soekarno dan diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1969. Di tempat ini juga tersedia ruang pameran benda- benda angkasa yang menyuguhkan berbagai foto serta keterangan lengkap dari berbagai bentuk galaksi,teori-teori pembentukan galaksi disertai pengenalan tokoh-tokoh di balik munculnya teori.
Di ruang pameran ini, ada juga pajangan baju antariksa yang digunakan mengarungi angkasa, termasuk mendarat di bulan. Beberapa peralatan lain untuk pengamatan antariksa turut dipamerkan.
Selain pertunjukan Teater Bintang dan multimedia / citra ganda, Planetarium & Observatorium Jakarta juga menyediakan sarana prasarana observasi benda-benda langit melalui peneropongan secara langsung, untuk menyaksikan fenomena / kejadian-kejadian alam lainnya, seperti gerhana bulan, gerhana matahari, komet dan lain-lain.
Jadwal Pertunjukan:
  • Selasa - Kamis : 09.30 - 10.30, 11.00 - 12.00, 13.30 - 14.30, dan 16.30 - 17.30
  • Jum'at : 9.30 - 10.30, 13.30 - 14.30 dan 16.30 - 17.30
  • Sabtu - Minggu : 10.00 - 11.00, 11.30 - 12.30, 13.00 - 14.00, dan 14.30 - 15.30
  • Senin dan Libur Nasional : Tutup.
Harga Tiket Masuk : Anak-anak Rp. 3,500.00 ; Dewasa Rp. 7,000.00
Untuk sampai ke Planetarium Jakarta, kita bisa naik busway yang melintasi halte Gambir, lalu disambung dengan naik bajaj, ojeg motor ataupun jalan, buat anda yang hobi berjalan menyusuri kota, boleh juga dengan jalan kaki cuman lumayan berkeringet juga.


MUSEUM ARTHA SUAKA

Perjalanan panjang sejarah Nusantara dari mulai zaman prasejarah, masa kerajaan atau kesultanan, masa pendudukan penjajah hingga masa paska kemerdekaan dapat kita pelajari salah satunya dengan meneliti bentuk uang sebagai alat pembayaran yang sah pada masanya.
Museum yang khusus mengkoleksi dokumen-dokumen keuangan, foto-foto dan lain-lain, adalah Museum Artha Suaka, museum milik Bank Indonesia yang terletak di kompleks Bank Indonesia, Jl. MH. Thamrin-Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Lantai 6 yang didirikan pada 21 Maret 1978.
Koleksi yang dimiliki, beberapa diantaranya merupakan koleksi menarik dan langka, Misalnya uang kampua yang terbuat dari kain, berasal dari kerajaan Buton di Sulawesi Selatan. Lalu uang yang ditulis dengan darah. Ada juga uang Krishnala yang terbuat dari emas, berasal dari kerajaan Janggala. Belum lagi uang-uang kuno dari kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Selain itu ada juga koleksi uang penerbitan khusus, misalnya uang logam khusus emisi 1970, uang logam khusus seri "Save the Children Fund" 1990, dan uang logam khusus seri "Cagar Alam" 1987.
Meskipun tujuan dari pendirian museum adalah untuk memperlihatkan sejarah perkembangan perbankan dan keuangan di Indonesia kepada khalayak, namun untuk mengunjungi museum ini tidak mudah, karena mesti minta izin terlebih dahulu (mungkin demi keamanan).
Jam buka museum: hari biasa (16.15-17.15), hari besar/libur : tutup. Pengunjung tidak dipungut biaya.

BENTARA BUDAYA

Bentara Budaya Jakarta yang berlokasi di Jln. Palmerah Selatan no.17, Jakarta Barat, didirikan untuk menampung dan mewakili wahana budaya bangsa dari berbagai kalangan, latar belakang dan cakrawala yang berbeda. Didirikan menyusul setelah Bentara Budaya Yogyakarta yang berdiri pada tanggal 26 September 1982.
Bentara Budaya Jakarta memiliki bangunan tradisional Rumah Kudus yang indah sekaligus unik, mencerminkan keterampilan seniman tradisi yang tangguh berkarya dengan arsitektur khas Kudus, sebagai hasil akulturasi dari berbagai pengaruh seperti China, Hindu dan Jawa.
Hingga saat ini, Bentara Budaya Jakarta memiliki koleksi 573 lukisan buah karya pelukis-pelukis terkenal, diantaranya Affandi, S Sudjojono, Hendra Gunawan, Basoeki Abdullah, Bagong Kussudiardjo, Trubus Sudarsono, Rudolf Bonnet, H Widayat, Otto Jaya dan masih banyak lagi. Juga koleksi para pelukis Bali yang sudah dianggap klasik seperti I gusti Nyoman Lempad, I Ketut Regig, I Gusti Ketut Kobot, Ida Bagus Made, Anak Agung Gde Sobrat, Dewa Putu Bedil, I Gusti Made Togog, I Ketut Nama, I Wayan Jujul dan sebagainya.
Di samping lukisan juga dikoleksi 625 buah keramik dari dinasti China, yaitu Yuan, Tang, Sung, Ming dan Ching. Serta tak ketinggalan keramik lokal dari Singkawang, Bali, Plered, Trowulan, dan Cirebon. Koleksi patung yang ada berasal dari Papua dan Bali mencapai 400-an, sedangkan koleksi wayang golek yang terdiri dari berbagai macam karakter berjumlah 120-an. Mebel antik, seperti meja, kursi dan lemari serta beberapa patung Budha dengan berbagai posisi mudra pun menambah maraknya koleksi Bentara Budaya.
Bentara Budaya Yogyakarta dan Jakarta kini telah menjadi lembaga seni budaya nasional dan secara reguler mengadakan berbagai macam acara kesenian, seperti pameran dan pagelaran, putar film dan diskusi bulanan. Selain kegiatan seni, di Bentara Budaya Jakarta pun telah didirikan taman bacaan dengan berbagai koleksi buku penerbit Gramedia, buku seni, buku teks dari luar negeri serta buku sastra yang dihibahkan sastrawan Myra Sidharta.
Tidak hanya mempresentasikan budaya tanah air, Bentara Budaya Jakarta pun sering mengadakan kerja sama dengan lembaga seni lainnya dan menjadi tempat terselenggaranya acara seni budaya lintas negara.


MUSEUM KEHUTANAN MANGGALA WANABAKTI DAN MUSEUM RIMBAWAN PEJUANG
Museum ini terletak di dalam kompleks Kementerian Kehutanan, di samping kompleks Gedung MPR/DPR/DPD. Lokasi tepatnya di: Jl. Jend. Gatot Subroto, Blok VI, Lt.2, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Sesuai namanya, Museum Kehutanan Manggala Wanabakti bertema tentang kehutanan. Di dalam museum dapat ditemukan koleksi berupa berbagai jenis kayu yang dapat ditemukan di hutan-hutan di Indonesia. Dan dapat ditemukan pula berbagai jenis barang hasil dari kehutanan.
Koleksinya lainnya berupa foto-foto beserta penjelasan mengenai berbagai jenis dan tipe hutan yang ada di bumi Indonesia.
Satu lagi keunikan Museum Kehutanan Manggala Wanabakti adalah terdapat museum di dalam museum. Di lantai pertama, terdapat museum mini, yakni Museum Rimbawan Pejuang yang hanya memamerkan foto-foto para veteran pejuang serta kopian piagam penghargaan dan buku-buku mengenai pejuang itu.
Secara keseluruhan, Museum Kehutanan Manggala Winabakti cukup unik, karena mengkhususkan tentang kehutanan dan membawa masyarakat untuk lebih mengenal tentang kehutanan, tidak seperti museum umumnya yang mengoleksi benda-benda peninggalan sejarah atau budaya.
Museum ini dibuka pada hari Senin–Jumat, pukul 09.00–15.30. Masuknya tidak dipungut biaya.
Bila anda penggemar bus TransJakarta, bisa menggunakan Koridor 9, 9A dan turun di halte Slipi Petamburan, tinggal jalan kaki kurang lebih 15–20 menit jalan kaki dari Halte TransJakarta Slipi Petamburan.

Sabtu, 21 Desember 2013

BERNOSTALGIA DI MUSEUM (5)

MUSEUM TAMAN PRASASTI 


Museum Taman Prasasti adalah sebuah museum cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda yang berada di Jalan Tanah Abang No. 1, Petojo Selatan, Jakarta Pusat. Letaknya persis di sebelah kantor Walikota Jakarta Pusat sekarang. Museum ini memiliki koleksi prasasti nisan kuno, patung, plakat, pot bunga serta miniatur makam khas dari 27 provinsi di Indonesia, beserta koleksi kereta jenazah antik. Museum seluas 1,2 ha ini merupakan museum terbuka yang menampilkan karya seni dan kecanggihan para pematung, pemahat dan sastrawan masa lampau. Semula Museum ini adalah pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober seluas 5,5 ha dan dibangun tahun 1795 untuk menggantikan kuburan lain di samping gereja Nieuw Hollandsche Kerk, sekarang Museum Wayang, yang sudah penuh. Pada tanggal 9 Juli 1977, pemakaman Kebon Jahe Kober dijadikan museum dan dibuka untuk umum dengan koleksi prasasti, nisan, dan makam sebanyak 1.372 yang terbuat dari batu alam, marmer, dan perunggu. Karena perkembangan kota, luas museum ini kini menyusut tinggal hanya 1,3 ha saja. Di museum ini dihimpun berbagai prasasti dari zaman Belanda dan sebelumnya serta makam beberapa tokoh Belanda, Inggris dan Indonesia atau Hindia Belanda seperti:
  • A.V. Michiels (tokoh militer Belanda pada perang Buleleng)
  • Dr. H.F. Roll (Pendiri STOVIA atau Sekolah Kedokteran pada zaman pendudukan Belanda) 
  • J.H.R. Kohler (tokoh militer Belanda pada perang Aceh) 
  • Olivia Marianne Raffles (istri Thomas Stamford Raffles, mantan Gubernur Hindia Belanda dan Singapura) 
  • Kapitan Jas, makamnya diyakini sebagian orang dapat memberikan kesuburan, keselamatan, kemakmuran dan kebahagiaan. 
  • Miss Riboet, tokoh opera pada tahun 1930-an 
  • Soe Hok Gie, aktivis pergerakan mahasiswa pada tahun 1960-an 
Museum buka Selasa - Minggu dari pukul 09.00 - 15.00 WIB. Dengan tiket masuk Rp 2.000. Senin dan Hari Besar tutup. Untuk sampai di Museum bisa mempergunakan transportasi Busway Koridor 1, 2A, 3A dan 6A. berhenti di halte Monas. Dari situ tinggal jalan kaki atau naik ojek sekitar 500 meter. Atau jika kita datang dari arah Gajah Mada, bisa naik mikrolet 08 jurusan Tanah Abang-Kota, berhenti di Kantor Walikota Jakarta Pusat, tinggal jalan deh ke museum.


SASMITALOKA PAHLAWAN REVOLUSI JENDERAL AHMAD YANI 


Museum Sasmita Loka Ahmad Yani, atau lengkapnya Museum Sasmita Loka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI Ahmad Yani, menempati tanah sudut di Jl. Lembang 58 dan Jl. Latuharhari 65, Menteng, Jakarta Pusat dengan bangunan bergaya arsitektur Indische. Museum dengan luas bangunannya 700 m2 ini dirancang untuk mengenang meninggalnya Jenderal Ahmad Yani juga untuk rekonstruksi pembunuhannya pada pagi buta (pukul 04.35) 1 Oktober 1965. Dibangun sekitar tahun 1930 - 1940an pada saat pengembangan wilayah Menteng dan Gondangdia, semula gedung ini dipergunakan sebagai rumah tinggal pejabat maskapai swasta Belanda/Eropa. Pada tahun 1950-an dikelola oleh Dinas Perumahan Tentara, kemudian dihuni oleh Letjen Ahmad Yani sebagai perwira tinggi TNI AD dengan jabatan terakhir Menteri / Panglima Angkatan Darat RI sampai akhir hayatnya diculik dan dibunuh oleh Pasukan Cakrabirawa di rumah ini. Kondisi museum Sasmitaloka Ahmad Yani terlihat dijaga dan dirawat dengan baik, seperti keadaan terakhir saat peristiwa berdarah datang menyatroni rumah ini, pada pagi 1 Oktober 1965. Kaca pintu makan yang berlubang akibat ditembus peluru Pasukan Cakrabirawa dan bekas sambaran halilintar di sudut atas ruang tidur yang seolah menjadi pertanda bagi ibu A Yani pun masih dirawat keasliannya. Museum dibuka untuk umum Selasa s/d Minggu: 08.00 – 16.00 Tidak dipungut biaya, donasi ke penjaga secara sukarela. Akses ke Museum Sasmita Loka Ahmad Yani: angkutan umum yang melewati Jl. Latuharhari (jalan searah): S620 Blok M – Pasar Rumput; S66 Blok M – Manggarai; Angkutan umum yang lewat Jl. Diponegoro, turun di perempatan Jl. Lembang: AC08 Blok M – Pulo Gadung; AC11 Pulo Gadung – Grogol; AC16 Lebak Bulus – Rawamangun; AC61 Pulo Gadung – Ciledug; AC62 Senen – Cimone; P67 Blok M – Senen; R213 Grogol – Kampung Melayu; P18B Senen – Ciputat; P64 Pulogadung – Kalideres; P77 Senen – Cimone; R926 Blok M – Senen.


MUSEUM TEKSTILE 


Museum Cinta Tekstil atau biasa disingkat Museum Tekstil, adalah merupakan sebuah cagar budaya yang secara khusus mengumpulkan, mengawetkan serta memamerkan karya-karya seni yang berkaitan dengan pertekstilan Indonesia. Bertempat di Jalan Aipda K.S. Tubun No.4, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, museum ini secara resmi dibuka pada tanggal 28 Juli 1976 dan berdiri dengan menempati gedung tua sentuhan arsitektur Eropa di atas areal seluas 16.410 meter persegi. Pada mulanya gedung ini adalah rumah pribadi seorang warga keturunan Perancis yang hidup di abad ke-19. Kemudian dibeli oleh Konsul Turki bernama Abdul Aziz Al Musawi Al Katiri yang menetap di Indonesia. Selanjutnya tahun 1942 dijual kepada Dr. Karel Cristian Cruq. Di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, gedung ini menjadi Markas Besar Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan tahun 1947 dimiliki oleh Lie Sion Phin. Setelah beberapa kali beralih kepemilikan dan beralih fungsi, akhirnya pada tahun 1975, gedung ini diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta dan dijadikan sebagai Museum Tekstil yang peresmiannya dilakukan oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 28 Juni 1976. Sebagai sebuah museum tekstil terbesar di Indonesia, museum ini mempunyai koleksi-koleksi tekstil yang terhitung banyak, dan kebanyakan merupakan koleksi tekstil tradisional Indonesia. Koleksi-koleksi tersebut dikelompokkan dalam empat bagian, yakni koleksi kain tenun, koleksi kain batik, koleksi peralatan, dan koleksi campuran. Wisatawan yang berkunjung ke museum ini dapat menyaksikan aneka kain batik bermotif geometris sederhana hingga yang bermotif rumit, seperti batik Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Palembang, Madura, dan Riau. Diantara sederetan koleksi-koleksi itu, terdapat pula bendera Keraton Cirebon, sebuah peninggalan bersejarah dari tahun 1776 M. Di Taman Pewarna Alam seluas 2.000 m2 yang letaknya di halaman belakang museum, pengunjung dapat menyaksikan berbagai pohon yang dapat digunakan sebagai bahan baku pewarna alami.. Keistimewaan lainnya dari museum ini adalah dilaksanakannya kursus membatik yang waktunya bersamaan dengan hari-hari bukanya museum. Museum Tekstil dibuka untuk umum Selasa - Minggu (09,00-15.00 WIB), kecuali hari Jumat (09.00—12.30). Senin dan Hari Besar tutup.


GEDUNG KESENIAN JAKARTA 


Gedung Kesenian Jakarta merupakan bangunan tua peninggalan bersejarah pemerintah Belanda yang hingga sekarang masih berdiri kokoh di Jalan Gedung Kesenian No. 1 Jakarta Pusat, letaknya bersebelahan dengan Gedung Kantor Pos Besar Pasar Baru sekarang. Dengan bangunan bergaya neo-renaisance yang dibangun tahun 1821 di Weltevreden yang saat itu dikenal dengan nama Theater Schouwburg Weltevreden, juga disebut dengan Gedung Komedi, berfungsi sebagai gedung sarana bagi para seniman Nusantara untuk mempertunjukan hasil kreasi seninya, seperti drama, teater, film, sastra dll. Ide pendirian Gedung Kesenian Jakarta ini berasal dari Gubernur Jenderal Belanda, Daendels dan direalisasikan oleh Gubernur Jenderal Inggris, Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814 dengan arsiteknya adalah Para perwira Jeni VOC, Mayor Schultze. Gedung ini pernah digunakan untuk Kongres Pemoeda pertama (1926). Digedung ini pula Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) diresmikan oleh Presiden Pertama Ir. Soekarno (29 Agustus 1945). Lalu pada 1951 pernah dipakai oleh Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi & Hukum, dan sekitar tahun 1957-1961 dipakai sebagai Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI). Selanjutnya tahun 1968 dipakai menjadi bioskop “Diana” dan tahun 1969 Bioskop “City Theater”. Baru pada akhirnya pada tahun 1984 dikembalikan fungsinya sebagai Gedung Kesenian, dan setelah direnovasi pada tahun 1987 gedung ini resmi menggunakan nama Gedung Kesenian Jakarta. Untuk sampai di Gedung Kesenian Jakarta, anda dapat mempergunakan sarana angkutan Busway Koridor 5A, 7A, 8A.


MUSEUM PUSAKA/TOSAN AJI 

TOSAN AJI Kwitang 

MUSEUM PUSAKA TMII 

Dengan ciri khas, bangunan yang terdapat keris menjulang di bagian atapnya, Tosan Aji menjadi berkesan seram, penuh keheningan, bertabur sesajen dan keramat. Memang, begitu kita memasuki bangunan yang berbentuk limas terpancung itu, kita akan mengira benda-benda sakral yang ada di dalam akan memancarkan sinar yang menakutkan dan membawa aura yang menyeramkan. Namun, lama kelamaan setelah kita menikmati koleksi benda-benda itu dan menelaah asal usul serta proses pembuatannya, kita tidak lagi memandang benda-benda itu dari sudut padang klenik, malah pada akhirnya kita akan berdecak kagum setelah mengetahui nilai seni dan historis benda-benda itu. Museum yang berdiri di atas tanah seluas 3.800 m2 di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ini diresmikan pada 20 April 1993 oleh Presiden RI Soeharto, memiliki koleksi sekitar 6.000 pusaka. 77% diantaranya adalah milik Alm. Tjio Wie Tay alias H. Masagung (1927-1990) yang dikumpulkan atas prakarsa sang istri, Hj. Sri Lestari, yang semula disimpan di gedung pameran Tosan Aji berlokasi di Jalan Kwitang no.13 Jakarta Pusat, yang kini gedung pameran itu tinggal kenangan, dan kemudian dihibahkan ke kepada Hj. Siti Hartinah Soeharto selaku ketua Badan Pelaksana Pengelolaan dan Pengembangan TMII. Koleksi lainnya yang dimiliki gedung ini adalah berbagai macam pusaka tradisional dari semua provinsi di Nusantara. Salah satunya adalah pedang terpanjang di Indonesia yang pernah dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI). Pusaka ini berasal dari Banten, dibuat khusus untuk koleksi. Museum ini terletak di Taman Mini Indonesia Indah, Jl. Raya Taman Mini, Jakarta Timur. Buka tiap Selasa-Minggu (09.00-16.00 WIB) dan Senin tutup. Hanya dengan harga tiket Rp.2.000, anda dapat menyaksikan koleksi-koleksi pusaka dan menemukan pemahaman yang tepat terhadap benda-benda pusaka.

Untuk sampai di Museum Pusaka / Tosan Aji, kita dapat mempergunakan sarana angkutan umum busway Koridor 9 (Pluit - Pinang Ranti)