*** BEST SOUND SYSTEM JAKARTA, Jl. Asembaris Raya F. Barat no.40A Kebonbaru Tebet, Jakarta Selatan (12830) Telp: 62.021.83705116 ***

Rabu, 12 Juni 2013

Simultaneous Interpreter System

Simultaneous = Simultan = sesuatu yang terjadi atau berlaku pada waktu yang bersamaan/serentak.
Interpreter = Juru Bahasa/Penerjemah bahasa secara lisan.
System = Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh.

Simultaneous Interpreter System, dapat diartikan sebagai satu kesatuan alat/unit yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang singkron yang dapat menjembatani komunikasi antara pembicara dengan pendengar, dimana semua ucapan pembicara langsung dalam waktu yang bersamaan bisa dimengerti oleh semua pendengar yang mungkin tidak satu bahasa sama seperti pembicara.

Kapan digunakannya Simultaneous Interpreter System?
Simultaneous Interpreter System biasa digunakan saat pertemuan besar yang melibatkan orang-orang dari berbagai negara yang tentunya mempergunakan berbagai bahasa.
Seorang pembicara dari satu negara/satu bahasa akan terus menyampaikan materinya secara berkesinambungan dari satu kalimat ke kalimat yang lain tanpa harus berhenti memberikan kesempatan penerjemah mengartikan ucapannya. Sedangkan peserta/pendengarnya yang terdiri dari berbagai negara dengan berbagai bahasa yang dikuasainya, akan mengerti semua materi yang disampaikan pembicara secara langsung tanpa ada kendala ‘tidak mengerti bahasa pembicara’ karena mereka dibantu oleh seorang penerjemah. Nah…. Disinilah peran penerjemah sangat penting sekali, dan tentunya yang tidak kalah penting lagi adalah unit alat penghubung antara pembicara, penerjemah dan peserta.

Dengan kecanggihan alat ini suara seorang interpreter/penerjemah bisa didengar oleh para peserta tanpa mengganggu suara asli pembicara di depan.

Bagaimana cara kerja alat ini?
Suara pembicara dibawa oleh unit alat ini,disampaikan ke penerjemah yang berada dalam booth (ruangan kedap suara), lalu penerjemah melaksanakan tugasnya menerjemahkan kata perkata dari perkataan pembicara. Lalu dengan unit ini suara penerjemah dilemparkan ke ruangan dengan frekwensi yang dipancarkan infra merah, yang kemudian sinyalnya ditangkap oleh receiver yang dipegang para peserta, dan sampailah kata-perkata dari perkataan pembicara ke telinga peserta, dengan bahasa yang dia mengerti.

Berapa bahasa yang bisa difungsikan dengan alat ini?
Maksimal 12 bahasa.

Apakah suara pembicara sampai di dengar oleh peserta yang berada di luar ruangan seperti layaknya alat yang dipancarkan oleh frekwensi FM?
Tidak, alat ini hanya memancarkan suara penerjemah dalam satu ruangan saja, tidak tembus ke ruangan lain. Jadi apabila pembicaraan sifatnya RHS alias rahasia maka orang diluar ruangan tidak akan dapat mendengarnya. Hal yang seperti ini yang dituntut oleh para petinggi Negara karena pembicaraan tidak boleh didengar oleh sembarang orang.

Apakah suara yang ditangkap oleh peserta berasal dari suara mesin penerjemah?
Bukan, tetapi suara seorang penerjemah simultan yang sudah benar-benar ahli dan professional di bidangnya, dan telah diakui kemampuannya oleh pihak-pihak yang berwenang. Jadi cara penyampaian suaranya tidak kaku tidak seperti suara mesin yang memang sudah diprogram.


Ini unit Simultaneous Interpreter System

Ini unit Receiver dengan Headset nya

Para Simultan Interpreter sedang serius bertugas di dalam booth, menerjemahkan bahasa asli pembicara ke berbagai bahasa untuk konsumsi para peserta.

Seperti inilah pemandangan dari dalam booth ke arah luar. Ini diambil saat kami memasang alat pada pertemuan bilateral antara pemerintahan Indonesia dan Australia.

Unit Simultaneous Interpreter System seperti inilah yang menjadi andalan bisnis utama kami disamping Sound System dan Delegate Unit, dan selalu siap untuk di-rental-kan. Bagi sodara yang akan mengadakan event di dalam ruangan (in door) ataupun di luar ruangan (out door), baik di dalam kota maupun luar kota bahkan luar pulau Jawa, hubungi kami segera di Telephone: 62-21.83705116, 62-21.98197254. Faximili: 62-21.8316581, 62-21.83795229 atau 62-8129158070 untuk menghubungi Technical Support kami dan 62-811977696 menghubungi Marketing Support kami. Untuk e-Mail nya: krisna@bss-interpretersystem.co.id/ atau sasmoyo@bss-interpretersystem.co.id/.
Atau datang langsung ke kantor kami di alamat: Jl. Asembaris Raya no.2A, Kebonbaru Tebet, Jakarta 12830, lihat petanya di sini.
Komitmen kami adalah melayani anda semua dengan cepat dan tepat hingga meningkatkan keuntungan anda.

Sabtu, 08 Juni 2013

TAMAN JANTUNG KOTA JAKARTA

Hari Minggu atau hari libur adalah hari yang paling rame dan paling banyak jumlah pengunjungnya di Taman ini. Para wisatawan dari dalam kota sendiri maupun dari luar kota, tumplek di sini. Sebuah hutan kota yang dirancang menjadi sebuah taman yang indah dengan berbagai pohon yang rimbun dan asri didalamnya. Tempat yang murah meriah untuk kita berwisata bersama keluarga, atau untuk sekedar melepaskan kepenatan dan keruwetan dari kemacetan kota Metropolitan. 
Taman seluas 80 hektar ini dilengkapi pula dengan tempat berolahraga: jogging. Ada track dengan batu-batuan yang cukup tajam untuk pijat refleksi gratis, ada kawanan rusa yang sengaja didatangkan dari Istana Bogor, ada air mancur yang bisa menari mengikuti alunan lagu diwaktu malam hari pada akhir pekan disertai pertunjukan laser berwarna-warninya. Ada Monumen Nasional dimana kita bisa menikmati pemandangan kota dari ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Ada pula museum di kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah dimana kita bisa jadi tahu sejarah nenek moyang bangsa ini. 


Taman yang asri ini pernah mengalami lima kali penggantian nama yaitu dari Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas dan sekarang bernama Taman Monas. Letaknya di Jakarta Pusat di kawasan Medan Merdeka, klik di sini untuk melihat petanya. 
Kalau dari rumahku yang di bilangan Kramat Pulo-Senen, Jakarta Pusat, menuju ke Taman ini hanya ditempuh dengan jalan kaki. Menyusuri jalan Kramat Raya, belok ke kiri masuk jalan Kramat 2, lalu belok ke kanan dari Masjid Kwitang (Al Riyadh) ke jalan Kembang Raya dan tiba di jalan besar Kwitang Raya, dari sini Tugu Monas sudah terlihat puncak apinya. Terus bergerak melewati Tugu Tani belok kanan ke jalan Moh. Ichwan Ridwan Rais. Lalu nyebrang ke kolong rel kereta api Stasiun Gambir menuju jalan Medan Merdeka Selatan tibalah di lokasi, Taman Monumen Nasional yang biasa disingkat Taman Monas. Masuklah ke dalam Taman ini, tidak bayar lho… alias gratis. Mungkin ini pula salah satu alasan yang menjadikan taman ini selalu ramai dikunjungi para wisatawan. 
Buat sodara yang datang dari tempat lain, bisa menggunakan KRL Express Jabodetabek yang bisa berhenti di Stasiun Gambir. KRL lain tidak berhenti di Stasiun Gambir, silakan sodara berhenti di stasiun yang terdekat yakni stasiun Juanda atau Gondangdia. Kalau dari Blok M, naik PPD P42 tujuan Senen. Dari Kampung Rambutan naik aja PPD PAC79 jurusan Kota. Dari Slipi bisa naik P77. Tapi, daripada bingung-bingung mendingan naik aja Bus Trans Jakarta yang haltenya juga terdapat di sekitar Taman itu. Kalau sodara membawa kendaraan pribadi, tersedia lapangan parkir khusus IRTI, atau di parkiran Stasiun Gambir. 

Kalau diperhatikan Taman Monas itu terbagi dalam empat taman sesuai arah mata angin: 
1. Taman Medan Merdeka Utara. Disini terdapat pintu masuk ke terowongan bawah tanah yang akan membawa pengunjung ke Tugu Monas. Patung Pangeran Diponegoro tengah menunggang kuda dan patung dada pujangga Indonesia Chairil Anwar juga terletak di taman ini.

2. Taman Medan Merdeka Timur. Disini Stasiun Gambir berada. Kolam pantul dan patung Kartini sumbangan pemerintah Jepang yang semula terletak di depan Taman Suropati, Menteng, kini terletak di taman ini.

3. Taman Medan Merdeka Selatan. Sebuah patung pembawa bendera bernuansa nasionalistik ada disini. Di sudut tenggara terdapat kandang rusa tutul. Di dalam taman ini terdapat pohon langka dan unik yang menjadi simbol yang mewakili 33 Provinsi di Indonesia. Lapangan parkir IRTI, kedai cinderamata dan warung makan untuk pengunjung Monas juga terletak di kawasan ini.
 

4. Taman Medan Merdeka Barat. Disini terdapat air mancur yang bisa menari sesuai iringan musik, atraksi ini digelar tiap malam akhir pekan. 


Nah…, buat sodara yang mengaku orang Jakarta atau yang mengaku pernah ke Jakarta, “harus” alias “wajib” nengok ke Taman Monas ini, kalo belum….. , itu seh…. Sama dengan boong.


Oh ya, hampir lupa, jangan heran apabila sodara pas berkunjung ke Taman Monas dan disana sedang berjubel-jubelnya orang, karena selain daripada dipakai untuk kegiatan olahraga dan santai-santai, juga terkadang digunakan untuk acara-acara yang bersifat nasional, konser, pameran dan lain-lain, baik itu siang hari ataupun malam hari. Sekedar catatan, kami pernah masang peralatan penerjemah di Taman Monas ini yaitu waktu acara HUT Bhayangkara ke-62 tahun 2008 dan Pameran 1 Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia tahun 2008 yang diresmikan oleh ibu Negara, Ibu Ani Bambang Yudhoyono, ini contoh pemasangan outdoor alias di luar ruangan. Dan alhamdulillah di luar ruangan pun alat-alat kami berfungsi dengan baik.

Ini foto-foto waktu HUT Bhayangkara

Ini foto-foto waktu Pameran 1 Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia 2008

Rabu, 05 Juni 2013

JAKARTA TEMPO DULU

Dari sumber-sumber yang pernah ada, kita mencatat, bahwa sejarah kota Jakarta bermula dari sebuah pemukiman di muara Sungai Ciliwung pada awal abad ke-16. Pemukiman tersebut bernama “Kalapa” dan merupakan sebuah bandar penting dibawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran, yang pusatnya pada waktu itu berada di dekat kota Bogor sekarang. Orang-orang Eropa lebih mengenal bandar itu dengan nama Sunda Kalapa, karena berada di bawah kekuasaan Sunda. Selama berabad-abad kemudian bandar itu semakin berkembang dan menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai setelah Malaka.
Bangsa Portugis yang telah menaklukkan Kerajaan Malaka pada tahun 1511, tertarik juga dengan kebesaran Sunda Kelapa, maka pada 21 Agustus 1522, penguasa Portugis di Malaka D’Albuquerque mengirim Henrique Leme menghadap penguasa Pajajaran untuk membuat sebuah perjanjian kerjasama. Tawaran itu disambut baik oleh Raja Pajajaran. Selain berkepentingan soal perdagangan, Raja Pajajaran juga bermaksud meminta bantuan orang-orang Portugis dalam menghadapi orang-orang Islam yang datang dari Kesultanan Demak yang saat itu sedang berada di puncak kejayaan. Isi dari perjanjian itu antara lain orang Portugis akan memberikan perlindungan kepada Pajajaran dari ancaman kerajaan-kerajaan Islam apabila Portugis diizinkan membeli rempah-rempah dalam jumlah besar dan mendirikan sebuah benteng di Sunda Kalapa (Kesepakatan ini ditulis diatas batu prasasti yang dikenal dengan nama “Padrao Sunda Kelapa”). Kabar terjadinya kesepakatan antara Portugis-Pajajaran cepat menyebar dan menyulut kemarahan kerajaan Demak. Mereka yang mengetahui politik curangnya Portugis cepat menyusun kekuatan agar dapat merebut Sunda Kelapa terlebih dahulu.  
Sultan Demak mengirimkan balatentaranya yang dipimpin oleh menantunya sendiri, Fatahillah. Pasukan Fatahillah berhasil mengusir Portugis kembali ke Malaka dan menduduki Sunda Kalapa pada 1527.  
Dengan kemenangan itu Fatahillah mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta (artinya “Kemenangan Berjaya”) pada 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta Kekuasaan Jayakarta akhirnya berada di tangan Fatahillah yang bergelar Pangeran Jayakarta, dan makin meluas sampai ke Banten menjadi Kerajaan Islam. 
Menurut sumber berita Kompeni, tempat kediaman Pangeran Jayakarta adalah di belakang pelabuhan Sunda Kalapa di tepi Sungai Ciliwung. Tempat itulah yang mula-mula disebut Jayakarta.  
Kekuasaan Demak di Jayakarta tidak berlangsung lama. Pada akhir abad ke-16, bangsa Belanda datang untuk mencari rempah-rempah di Asia Tenggara, dan pada 30 Mei 1619, di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen Belanda berhasil merebut Jayakarta dan sekaligus memusnahkannya. Di atas puing-puing Jayakarta didirikan sebuah kota baru. J.P. Coen pada awalnya ingin menamai kota ini Nieuw Hoorn (Hoorn Baru), sesuai kota asalnya Hoorn di Belanda, tetapi akhirnya dipilih nama Batavia. Nama ini adalah nama sebuah suku Keltik yang pernah tinggal di wilayah negeri Belanda dewasa ini pada zaman Romawi.  
Orang-orang Belanda semakin banyak berdatangan ke Batavia setelah mereka mendirikan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).
Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), Batavia diubah kembali namanya menjadi Djakarta. Dan, pada tahun 1966, Jakarta memperoleh nama resmi sebagai Ibukota Republik Indonesia sampai sekarang.

 

Itulah sekelumit catatan sejarah kota Jakarta yang dirangkum dari beberapa sumber. Untuk lebih jauh tahu tentang Kota Tua Jakarta, sodara bisa download di sini.
 
Ini sebagian oleh-oleh sejarah dari Kota Tua Jakarta