*** BEST SOUND SYSTEM JAKARTA, Jl. Asembaris Raya F. Barat no.40A Kebonbaru Tebet, Jakarta Selatan (12830) Telp: 62.021.83705116 ***

Kamis, 30 Juli 2015

TAMAN-TAMAN DI JAKARTA (3)

11. TAMAN AYODIA, Jakarta Selatan
Taman yang satu ini hampir mirip dengan Taman Situ Lembang, letaknya di kawasan Barito Blok M, Jakarta Selatan. Diresmikan oleh Gubernur Prov. DKI Jakarta, Fauzi Bowo pada 15 Maret 2009. Sebelum menjadi taman, tempat ini tadinya dikenal sebagai pusat penjualan bunga dan ikan hias. Sejak tahun 2009, tempat ini disulap menjadi taman kota.
Letaknya yang berada di tengah kota membuat taman ini menjadi sangat ramai dikunjungi oleh penduduk Jakarta, terutama di sore hari. Pengunjungnya dari mulai anak kecil sampai orang tua.  Pasangan muda-mudi pun tak ketinggalan untuk memanfaatkan keberadaan taman ini untuk bermalam mingguan, karena taman ini terasa semakin romantis bila malam tiba. Dimana lagi bisa menikmati tempat wisata gratis di tengah ibukota Jakarta ini?  Ditambah pula dan yang paling penting lagi, kita tidak perlu khawatir kesulitan mencari makanan karena di lingkaran luar taman banyak pedagang makanan yang menjajakan beraneka macam makanan mulai dari camilan hingga makanan berat, kuliner enak seperti gulai tikungan atau gultik juga ada di sini.
Untuk kamu yang ingin bersantai sambil memandang air mancur, di taman seluas 7.000 meter persegi ini tersedia bangku-bangku yang bisa dipilih, juga tidak berbayar ko.


12. TAMAN CATTLEYA, Jakarta Barat
Taman ini letaknya tidak jauh dari Mall Taman Anggrek, Grogol Jakarta Barat, persis di sebelah kiri jalan tol arah Kebon Jeruk. Bagi anda setiap kali menuju bandara Soekarno Hatta pasti melewati taman ini dari flyovernya.
Untuk ukuran taman kota, Taman Cattleya termasuk cukup besar, lengkap dengan beberapa danau buatan di dalamnya. Pohon-pohonnya cukup rindang dengan jalan-jalan setapaknya yang bersih cocok untuk dijadikan track lari sore atau jalan santai. Untuk masuk ke dalam taman ini tidak dipungut biaya alias gratis, tapi bila anda membawa motor atau mobil, di pintu masuk ada “pungutan” parkirnya. Untuk sepeda tidak bayar, malah boleh dibawa masuk untuk berkeliling di dalam taman.
Di tengah taman ada kolam, meskipun bila dilihat dari warna airnya yang kurang bersahabat, tapi untuk para penggemar mancing cukup bersahabat aja, buktinya, hampir setiap harinya ada aja orang yang nongkrongin kolam itu dengan pandangan mata ‘waspada’ mengawasi mata pancingnya yang terbenam kedalam air kolam.
Fasilitas taman seperti tempat sampah, bangku taman, dan lampu taman sudah banyak tersedia disini, hanya saja bagi anda yang berencana piknik di taman ini, makanan dan minum harus bawa sendiri dari rumah, karena jarang ada penjaja makanan dan minuman yang berjualan disekitar taman.


13. TAMAN SPATHODEA
Taman ini dibangun tahun 2011 dan diperluas di akhir tahun 2013. Taman ini berada di dekat pemukiman padat, berlokasi di Jl. Kebagusan Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kawasan ini mulai terkenal karena terdapat kediaman Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI. 
Nama spathodea berasal dari nama pohon spathodea campanulata yang banyak ditanam di taman ini. Spathodea atau Kembang Kerucutan adalah pohon dengan daun rimbun dan bunganya berukuran softball
merupakan pohon asli dari Afrika. Di tengah maraknya pembangunan town-house yang kurang terkendali di sekitar wilayah taman ini, dengan adanya penanaman pohon spathodea di taman ini diharapkan akan menjadi daerah resapan air dan menjaga keseimbangan kontur tanah di daerah ini yang memang tidak rata.
Taman seluas satu hektar ini dilengkapi fasilitas trek joging yang cukup panjang, tempat parkir yang cukup luas, area bermain untuk anak-anak, dan sebuah danau kecil yang dihuni oleh banyak ikan dari jenis nila, lele, bawal, dan ikan mas. Ikan-ikan ini tidak boleh dipancing, pengunjung hanya boleh menonton dan memberi makan ikan-ikan itu dari atas jembatan.
Taman ini pada umumnya cukup bersih meskipun tak pernah sepi dari pengunjung, mungkin karena petugasnya banyak dan cukup tanggap, atau karena tempat sampahnya banyak tersebar atau karena pengunjungnya sudah sadar akan kebersihan lingkungan. Taman inipun steril terhadap para pedagang, sehingga mereka hanya boleh berdagang di luar taman atau di bahu jalan.


14. TAMAN KAHFI
Taman Kahfi terletak di Jl. Moh. Kahfi I tidak jauh dari pertigaan Jl. Jagakarsa Raya, biasanya orang-orang menyebut Herman Soesilo.
Taman ini sangat terpelihara dengan baik, karena taman ini terletak jauh dari pemukiman padat dan tertutup dengan pagar tinggi yang hanya dibuka sekitar pukul 06.00 -18.00, atau tergantung dari petugas jaganya. Di halamannya terdapat lahan yang cukup untuk parkir motor maupun mobil.
Pemandangan taman cukup indah dan bersih bisa untuk bertafakur alam di tengah kepadatan kota. Begitu masuk pintu gerbang kita disuguhi dengan kolam yang dihuni oleh angsa putih yang indah. Trek atau jalan untuk joging dengan panjang lintasan sekitar 200 m.
Selain untuk berolahraga pagi terutama pada hari Mingu, taman ini dapat juga digunakan untuk kumpul keluarga atau teman dengan membawa bekal makanan. Sebaiknya kalau mau ngumpul di taman ini, konfirmasi terlebih dahulu ke petugas jaganya, sehingga begitu menggelar tikar petugas jaga tidak akan menegur. Ada baiknya juga kita menyisihkan sedikit uang buat kebersihan ke petugas tersebut. Jangan lupa buang sampah pada tempatnya, demi menjaga kebersihan dan keindahan taman.


15. TAMAN DADAP MERAH
Taman ini terletak di lingkungan perumahan mewah dan mungkin bisa disebut vila mewah yang letaknya di Jl. Kebagusan Dalam.
Keunikan taman ini adalah adanya sungai kecil di tengah taman. Ada jembatan kayu kecil yang terkesan suasana pedesaan dengan aliran sungai cukup deras yang berujung di sebuah telaga kecil tempat menampung sementara air sungai tersebut. Dengan didukung suasana yang cukup rindang dan jauh dari keramaian kendaraan, taman ini cukup tenang, damai, sejuk, dan indah pemandangannya. Hanya saja pengunjung harus berhati-hati jika membawa anak karena jembatan kayu yang melintasi sungai tidak cukup aman dengan pagar pengaman yang rendah, sementara aliran sungai super deras. Anda harus benar-benar extra hati-hati.
Ada trek joging dengan panjang sekitar 500 meter yang disediakan untuk pengunjung jika ingin berolahraga pagi. Selain itu juga ada taman untuk anak-anak bermain. Kebersihan pun cukup baik dengan penempatan banyak tempat sampah yang menyebar. Tempat parkir yang cukup luas juga disediakan baik untuk motor maupun mobil.

Selasa, 07 Juli 2015

TAMAN-TAMAN DI JAKARTA (2)

6. TAMAN MEDAN MERDEKA, Jakarta Pusat
Gubernur Jenderal Belanda Herman Willem Deandels (1870) membuat lapangan yang dikenal dengan nama Koningsplein dan selesai dibangun pada tahun 1910. Lapangan inilah yang kemudian disebut sebagai Taman Monas (Monumen Nasional) dan kemudian diubah menjadi Taman Merdeka pada masa kemerdekaan.
Nama Monumen Nasional diberikan karena pada tahun 1961 Presiden RI yang pertama membangun sebuah Monumen berbentuk obor raksasa untuk mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan generasi mendatang.
Kemudian pada tanggal 10 Januari 1993 Presiden Soeharto mencanangkan dimulainya peningkatan dan pengembangan Taman Monas sebagai taman rekreasi dan monumental yang megah. Areal taman telah menjadi jejak sejarah yang panjang, mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan Kota Jakarta, serta catatan berbagai peristiwa yang terjadi selama beberapa ratus tahun.
Konsep tata hijau untuk menunjang keberadaan Tugu Monas, sebagai tempat pendidikan alam, kebon Botani, pengarah, penyejuk, keindahan kota, sangtuari satwa, bio-filter terhadap polusi udara, suara dan cahaya serta mempertinggi fungsi peresapan air di kawasan Taman Medan Merdeka.
Oleh sebab itu pemilihan jenis tanaman dikhususkan pada jenis-jenis yang memenuhi persyaratan tersebut, serta merupakan koleksi tanaman-tanaman yang mewakili kekayaan alam dari 33 provinsi di Indonesia. (baca juga disini atau disini)

7. TAMAN FATAHILLAH, Jakarta Pusat
Setelah kita mengitari ruangan demi ruangan di lantai satu dan dua Museum Fatahillah, lebih lengkap lagi penjelajahan kita dengan berkunjung di taman museum yang letaknya ada di bagian belakang Gedung yang dulunya adalah sebuah Balai Kota yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jenderal Johan van Hoorn.
Taman ini kelihatannya tidak pernah sepi dari pengunjung, baik yang datang dari dalam kota maupun dari luar kota. Bahkan di bulan Ramadhan pun, banyak orang yang datang untuk ”ngabuburit” menunggu kedatangan waktu berbuka puasa disana. 
Dalam taman ini terdapat ruangan bawah tanah yang dulunya berfungsi sebagai penjara. Ada pula benda yang menjadi daya tarik museum yaitu Meriam Sijagur. Pengunjung yang datang pastilah tak absen untuk berfoto di meriam ini.
Meriam Sijagur dengan berat 3.5 ton dan panjang lebih dari 3 meter ini melambangkan kesuburan atau dalam bahasa Portugis berarti mano in piga. Di belakang meriam ada bentuk tangan dengan menggunakan gelang, yang menyimbolkan perempuan.
Satu lagi yang tak kalah menarik keberadaannya, meskipun kecil hanya berbobot 70 kg, yakni Patung Hermes / Dewa Yunani (baca juga disini). Patung perunggu berwujud manusia dengan tangan kanannya menunjuk kearah langit. Mulanya patung ini ditempatkan di jembatan Harmoni di mulut jalan Hayam Wuruk, namun karena penyangganya tertabrak mobil pada tahun 1999 hingga bagian kakinya mengalami kerusakan dan nyaris jatuh ke kali, oleh Pemprov DKI segera dipindahkan ke taman Fatahillah, sementara di tempat asalnya di jembatan Harmoni itu telah dibikinkan patung Hermes replikanya yang berbobot mencapai 100 kg.

8. TAMAN LANGSAT, Jakarta Selatan
Taman ini terletak di jalan Langsat kelurahan Keramat Pela, Kebayoran Baru Jakarta Selatan berhadapan langsung dengan Taman Ayodya Barito. Luasnya kurang lebih 3,5 hektar. Lokasinya agak tertutup karena permukaan tanah yang berupa lembah, sekitar 2 meter lebih rendah dari permukaan jalan raya. Lokasinya mudah dicapai dari terminal blok M maupun Pasar Mayestik.
Pada awalnya Taman Langsat merupakan tempat penampungan bibit tanaman, namun pada saat ini telah ditingkatkan fungsinya menjadi area penyuluhan pertamanan dan memiliki beberapa fasilitas yang dapat dipergunakan untuk umum (tempat kursus atau seminar, Jogging Track, Lapangan tenis, Area koleksi tanaman, sebagai fasilitas pengenalan jenis tanaman, Tempat pameran Flora dan Fauna di alam terbuka).
Ciri khas dari taman ini adalah adanya satu pojok taman yang dihiasi angklung-angklung yang tergantung di antara pepohonan sehingga akan menimbulkan suara merdu jika terhembus angin. Selain itu banyak pesan-pesan yang menarik yang patut untuk kita renungkan dan laksanakan untuk kebaikan kota ini. Salah satunya adalah dalam benuk speda yang bertuliskan pesan, "Cycle on Life is Like Riding a Bicycle. To keep your balance, you must keep moving".

9. TAMAN TEBET, Jakarta Selatan
Taman Tebet, Jakarta Selatan atau lebih dikenal dengan Taman Honda Tebet, merupakan ruang terbuka dengan luas 1.800m2 dan panjang 600m terletak di antara jalan Tebet Barat Raya dan Tebet Timur Raya, kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
Taman ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan PT. Honda Prospect Motor (HPM). Diresmikan pada tanggal 28 Juli 2010 oleh Syahrul Effendi, Walikota Jakarta Selatan bersama Yukihiro Aoshima, Presdir HPM. Aneka tanaman menghiasi taman yang juga dilengkapi arena bermain anak-anak ini. Tidak hanya itu saja, bahkan taman ini dilengkapi juga dengan reflexiology track, arena futsal, jogging track, jembatan, arena bermain anak-anak, taman bacaan masyarakat, gajebo, wifi dan beberapa lainnya. Di bagian tepi taman ini ditumbuhi cukup banyak  macam pepohonan yang menjadikannya rindang dan asri. Beberapa orang pasangan juga pernah mengabadikan dirinya dalam pre-wedding photo di taman ini.
Untuk menuju ke lokasi taman ini, bila mengunakan kendaraan pribadi berupa mobil, maka biasanya parkir di pintu utama di bagian barat taman. Bila naik sepeda motor, parkir di pintu barat ataupun pintu timur.
Bagi mereka yang berkendaraan umum bisa naik mikrolet  M34 jurusan Manggarai–Pasarminggu. Bila naik busway, dapat turun di halte busway Pancoran Tugu kemudian naik mikrolet M34. Bila mengunakan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Jabotabek turunlah di stasiun Cawang, Jakarta Selatan kemudian berjalan kaki selama 17 menit menuju lokasi.
  
10. TAMAN TANGKUBAN PERAHU, Jakarta Pusat
Mungkin Anda merasa asing dengan nama taman yang satu ini, sebagian akan berfikir bahwa taman ini adanya di Gunung Tangkuban Perahu Jawa Barat. Memang letaknya di Tangkuban Perahu namun bukannya gunung, tetapi nama salah satu jalan di kawasan kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan. 
Taman yang agak tersembunyi lokasinya ini ditujukan sebagai tempat terbuka untuk penghijauan. Kita bisa menikmati keasrian pepohonan dengan bersantai duduk di beberapa tempat duduk yang tersedia.

Sabtu, 04 Juli 2015

TAMAN-TAMAN DI JAKARTA

Setelah kita mengetahui monumen dan museum di ibukota Jakarta yang ternyata jumlahnya cukup banyak. Kiranya cukup untuk kita pelajari dan ketahui jejak-jejak bangsa ini di masa-masa lalu yang bisa kita renungkan untuk kemajuan bangsa ini di masa datang. Mari kita refreshing dulu dengan mengunjungi taman-taman kota yang tersebar di ibukota tercinta ini. 
Diantara gedung-gedung perkantoran bertingkat dan pusat perbelanjaan yang menjamur sampai pelosok-pelosok kota, kita masih patut untuk bersyukur ternyata Jakarta masih mempunyai ruang-ruang kosong yang sengaja dibuat untuk taman-taman hiburan rakyat, meskipun sebagiannya untuk saat ini kondisinya sudah tak terurus dan tak rapih lagi. 
Tapi bagi warga Jakarta jangan dulu pesimis, karena pemprop DKI sudah mulai merenovasi kembali taman-taman supaya bisa digunakan oleh masyarakat meskipun dengan alokasi dana dari pemprop yang sangat minim sekali dibanding dengan negara tetangga, Singapura. Disana biaya pemeliharaan taman Rp20 ribu/m2, di Jakarta hanya Rp1000/m2, ironis sekali 1 berbanding 20, itu ungkapan dari Pakar Tata Kota Nirwono Joga dari Kementerian PU lho... 
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Komunitas Peta Hijau Jakarta, ada sekitar 350 taman yang terdapat di wilayah ibu kota, namun karena banyak taman yang tidak terawat dengan baik hanya ada beberapa taman yang layak untuk dikunjungi, diantaranya:  

1. TAMAN SUROPATI, Jakarta Pusat 
Taman yang berada di kawasan Menteng Jakarta Pusat ini pada awalnya bernama Burgemeester Bisschopplein, yang diambil dari nama walikota (burgemeester) Batavia pertama yang bernama G.J. Bisshop di tahun 1916 - 1920. Pada jaman itu, masih berupa lapangan berbukit kecil. Kemudian setelah direnovasi, berubah menjadi sebuah taman yang asri. 
Saat ini taman yang berbentuk lingkaran seluas 16.322 m2 ini dikelilingi pepohonan yang rindang, jalan setapak meliuk dengan indahnya dan bertebarannya beberapa patung karya pematung dari beberapa Negara ASEAN yang turut mempercantik taman ini membuat kita betah untuk nongkrong atau duduk-duduk santai disana terutama pada akhir pekan. 
Kala sore menjelang, disini kita akan melihat pemandangan orang-orang yang berolahraga di jogging track yang dibuat dari batuan alam di dalam taman itu. Di salah satu sudut taman nampak beberapa orang musisi yang rutin berlatih dengan instrumen musiknya yang kemudian para musisi ini membentuk Taman Suropati Chamber. 
Posisi taman: antara Jalan Imam Bonjol dan Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. (baca juga disini). 

2. TAMAN SITU LEMBANG, Jakarta Pusat 
Berada tak jauh dari Taman Suropati, ada juga taman lainnya yang tak kalah asri dan terkenal. Taman Situ Lembang namanya. Beberapa tahun lalu, bisa dibilang taman yang satu ini menjadi tempat tongkrongan wajib para anak muda. Mulai dari geng mobil, geng motor, atau yang sekedar ingin nampang. Selalu ramai di malam hari, apalagi kalau malam minggu. Selain itu juga ada banyak sekali pedagang makanan yang berjualan di taman ini. Kini, walaupun sudah tidak seramai dulu tapi masih banyak dikunjungi oleh para pelancong yang datang dari jauh maupun warga sekitar. 
Di taman ini terdapat berbagai sarana rekreasi yang disukai pengunjung, antara lain: danau cantik dan cukup besar di tengah tamannya yang airnya berasal dari sumber air alam, dihiasi dengan bunga-bunga teratai berwarna pink dan putih yang sedap dipandang mata. Ada bangku-bangku batu di sekeliling danau buatan untuk tempat duduk. Ada arena tempat bermain anak-anak, tempat mancing dan jogging track untuk berolahraga lari santai. 
Kiranya tidak akan rugi kalau sesekali untuk melepaskan kepenatan dan kelelahan sementara dari sibuknya kota, kita bisa mampir di taman seluas 11.150 m2 ini untuk menikmati pesona danau, sambil menyantap jajanan murah meriah yang terdapat di sepanjang taman. 

3. TAMAN MENTENG, Jakarta Pusat 
Masih di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, ada Taman Menteng. Taman ini sangat ramai baik siang maupun malam terutama pada akhir pekan. Tempat yang pas untuk nongkrong konkow bersama teman-teman. Karena di sana banyak berkumpul kelompok pecinta sepeda, skateboard dan lain-lain. Yang lebih seru, taman ini juga dipenuhi dengan pemusik jalanan yang sangat kreatif. 
Taman seluas 3,4 hektar ini dulunya adalah lapangan Sepak Bola Persija–Menteng yang telah ada sejak tahun 1920an, bernama Voetbalbond Indiesche Omstreken atau V.I.O.S Veld. Diresmikan pada tanggal 28 April 2007 dan dikategorikan sebagai taman publik yang memiliki fasilitas olahraga, 44 sumur resapan, dan lahan parkir. 
Bagi anda yang ingin menikmati tempat wisata gratis di Jakarta dan stay di taman ini sampai malam, tidak usah khawatir, karena taman ini justru ramai kalau malam hari karena banyak orang yang datang untuk berolahraga sambil menikmati wisata kuliner. Ciri khas taman ini adalah adanya dua buah bangunan rumah kaca yang menyimpan berbagai spesies tanaman hias. Biasanya dijadikan sebagai ruang pameran dan acara lainnya. 
Lokasi taman: Jl. HOS. Cokroaminoto 87 Menteng, Jakarta Pusat. 

4. TAMAN LAPANGAN BANTENG, Jakarta Pusat 
Di zaman Belanda taman ini bernama Waterloo Plein namun oleh penduduk Jakarta disebut sebagai taman Lapangan Singa karena adanya patung berbentuk singa disana. Setelah peristiwa pembebasan Irian Barat maka ditengah taman dibangun Monumen Pembebasan Irian Barat dan namanya diubah menjadi taman Lapangan Banteng, banteng merupakan salah satu satwa asli Indonesia. 
Sekitar tahun 1980-an taman ini sempat dipergunakan sebagai terminal bus untuk rute dalam dan luar kota. Pada tahun 1993 fungsi Lapangan Banteng dikembalikan lagi sebagai ruang terbuka hijau kota. Taman kota yang luasnya kurang lebih 4,5 hektar dan dapat dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan: seperti rekreasi, pameran, olahraga dan latihan seni beladiri, perlombaan dan lain sebagainya. 

5. TAMAN MONUMEN NASIONAL, Jakarta Pusat 
Pasti sudah tidak asing dengan ikon kota Jakarta yaitu Monumen Nasional atau yang dikenal dengan nama Monas. Nah, di dalam kompleks Monas ini terdapat sebuah taman yang cukup besar dan rindang. Jogging track, reflexology track, bahkan air mancur dan beberapa kursi taman tersedia di sini. Interior taman di kompleks Monas ini memang ditata sedemikian rupa. Anda juga bisa melihat beberapa patung kreasi seniman Indonesia di beberapa sudut taman. Monumen Nasional mulai dibangun 17 Agustus 1961 hingga 1968, dibuka untuk umum 1972 dengan Arsitek Utama: Ir. Soekarno, Arsitek Pelaksana: Soedarsono dan Penasehat Konstruksi: Prof. Ir. Rooseno. 
Ruangan-Ruangan di Monumen Nasional yaitu terowongan, sebagai pintu gerbang masuk Monumen Nasional. Kemudian, terdapat Ruang Museum Sejarah Monumen Nasional yang menampilkan 51 adegan diorama sejarah, terletak 3 meter dibawah permukaan halaman dengan ketinggian 8 meter dan luas 80 x 80 meter. Ruang Kemerdekaan yang menampilkan 4 atribut kemerdekaan, yaitu: Teks Proklamasi, Burung Garuda, Kepulauan Indonesia dan Pintu Gapura yang berisi suara pembacaan teks Proklamasi oleh Ir. Soekarno. Pelataran Cawan, terletak pada ketinggian 115 meter dari permukaan halaman Monumen Nasional dengan luas 45 x 45 meter. Lidah Api Kemerdekaan, terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton semula dilapisi emas seberat 32 kg dan pada tahun 1995 saat Republik Indonesia berusia 50 tahun, ada penambahan emas seberat 18 kg, sehingga berat emas pada Lidah Api Kemerdekaan menjadi 50 kg. (baca juga disini, disini atau disini).