Museum Telekomunikasi (Mustel)terletak di Jl. TMII no.1 Jakarta Timur, berdiri di atas areal tanah seluas 19.576,66 m2 dalam kawasan Taman Mini
Indonesia Indah di bagian depan, berdampingan dengan Museum Olahraga dan Bayt al-Quran di dekat pintu utama. Ciri khas bangunan ini beratap kubah warna biru dengan sebuah Monumen Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada yang berdiri tegak sambil
mengacungkan keris di bagian depannya. Adegan ini mengingatkan pada satelit komunikasi pertama Indonesia yang diberi nama Palapa, sesuai jiwa Sumpah Sang Maha Patih untuk menyatukan Nusantara.
Gedung museum 4 lantai yang diresmikan oleh Presiden RI Soeharto pada 20 April 1991 ini memiliki bangunan induk untuk
ruang pameran dan pengelolaan serta ruang penerima tamu di bagian depan.
Museum Telekomunikasi memamerkan berbagai koleksi dan informasi mengenai perkembangan pertelekomunikasian di Indonesia pada masa sebelum-masa perang-awal kemerdekaan, Orde Baru, dan masa depan telekomunikasi dunia, termasuk alat
komunikasi dari masa ke masa.
Untuk melihat pameran secara utuh dan berurutan pengunjung harus memulainya dari lantai 4 (Zona 1), lalu berjalan
memutar setahap demi setahap menuju ke lantai 1 (Zona VI). Alur bangunan gedung ini adalah melingkar.
Lantai 4 memamerkan tampilan materi peraga introduksi dan konvensional. Introduksi, meliputi panel misi, visi,
tujuan, filosofi dari gedung Mustel-TMII, panel pengertian dasar dan komunikasi
dan telekomunikasi. Sedangkan yang konvensional menampilkan panel komunikasi
tradisional, peragaan komunikasi bunyi-bunyian (pukul, tiup), dan peragaan alat
komunikasi isyarat (semaphone)
Lantai 3 menyajikan tampilan peraga konvensional tapi yang elektrik, seperti simulasi telegraph morse, simulasi telepon manual, diorama pemancar perjuangan dan YBJ-6.
Lantai 2 menyajikan tampilan peraga modern, baik yang analog maupun yang digital.
Lantai 1 memamerkan tampilan materi peraga futuristik, seperti simulasi pesawat videophone,
jenis dan model V-Phone Cellular, panel konfigurasi cyber net serta sistem satelit iridium.
Masyarakat umum dapat memanfaatkan museum ini sebagai sarana belajar dengan dilengkapi sarana teater dengan
koleksi film dokumenter perkembangan teknologi telekomunikasi dan film animasi
si Ponix; ruang elshop, ruang Info dan demo produk barang/jasa telekomunikasi,
ruang rapat, warung telekomunikasi, dan warung internet.
Museum dibuka untuk umum setiap hari kecuali Senin dan Libur Nasional.
Jam kunjung: 09.00 – 16.00
Tiket: Rp. 2.000,-
MUSEUM TIMOR TIMUR
Museum Timor Timur berada di dalam areal Taman Mini
Indonesia Indah dan terletak di sebelah utara Istana Anak-Anak Indonesia, menghadap ke selatan arah Museum Prangko
Indonesia. Pada awalnya museum ini merupakan Anjungan daerah Timor-Timur yang dibangun tahun 1979 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto. Setelah Provinsi Timor Timur berpisah dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia anjungan ini dijadikan sebagai monument peringatan sekaligus sebagai museum.
Museum seluas 4.988 m² menampilkan rumah penduduk, terdiri atas sebuah bangunan utama dan beberapa bangunan
pendukung. Bangunan utama disebut uma lautem atau dagada, berupa rumah panggung
dengan empat tiang tiga meter di atas permukaan tanah, berbentuk segi empat
dengan atap ramping menjulang. Atap berlapis ijuk, berdinding kayu, dan
dilengkapi banyak jendela yang berfungsi sebagai penerangan di siang hari.
Aslinya, balok utama menggunakan kayu besi, sedangkan tiang menggunakan kayu
yang diikat dengan tali dari rotan.
Di dalam uma lautem dipamerkan barang-barang khas Timor Timur, berupa
peralatan makan, busana adat, senjata tradisional, alat musik tradisional,
hasil kerajinan, serta perlengkapan lain seperti anyaman dari daun tal, keramik
atau manatutu, kain tenun khas Timor Timur (tais), serta aneka jenis cangkang
kerang atau keong dari Pulau Atauro.
Juga dipajang foto-foto yang memperlihatkan keindahan alam, antara lain pantai
pasir putih dan sebuah monumen berupa patung Kristus Raja dan foto-foto lain
yang mengingatkan bahwa Timor Timur pernah menjadi bagian Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Bangunan pendukung uma laku berupa bangunan panggung kembar beratap
bulat dan tidak berdinding. Kedua bangunan ini mengapit bangunan induk,
berfungsi sebagai balai pertemuan adat, namun di Museum Timor Timur digunakan
sebagai tempat istirahat bagi pengunjung.
Bangunan pendukung lain berupa panggung yang digunakan untuk pergelaran seni
yang dapat digunakan oleh umum untuk acara-acara yang memerlukan pentas
dan penonton duduk di lantai dasar uma lautem.
Museum Timor Timur, pada saat berstatus anjungan daerah,
pernah menerima kunjungan Perdana Menteri
ndia Naelam Sanjiva Reddy dan Nyonya pada tanggal 4 Desember 1981 dan berkenan melakukan penanaman pohon beringin persahabatan.
Museum dibuka untuk umum tiap hari Selasa s/d Minggu.
Pukul 09.00 - 16.00 wib
Harga Tiket Masuk Rp. Gratis.
MUSEUM TRANSPORTASI
Museum Transportasi TMII yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 April 1991
ini merupakan milik Departemen Perhubungan RI dengan luas lahan 6,25 hektare, akan
mengajak Anda untuk mengenal lebih dekat dunia transportasi. Berbagai
perkembangan teknologi transportasi dari masa ke masa diperagakan di museum ini
baik di dalam maupun luar ruangan.
Pameran di dalam ruangan dibagi dalam beberapa ruangan yang seolah-olah merupakan
bangunan tersendiri, disebut modul; terdiri atas modul:
Modul pusat menggambarkan keberadaan
transportasi masa lampau, mencakup transportasi
darat dan laut dari berbagai daerah di Indonesia,
berupa alat transportasi sederhana dengan menggunakan tenaga manusia, hewan,
atau angin; antara lain cikar, andong, bendi, becak, perahu layar.
Modul darat menggambarkan keberadaan dan layanan transportasi darat, mencakup transportasi jalan, jalan baja, sungai, danau, dan penyeberangan, berupa alat transportasi yang sudah mulai menggunakan tenaga mesin awal sampai
sekarang; antara lain cikar DAMRI yang merupakan armada pertama DAMRI dan
berperan pada masa kemerdekaan (tahun 1946) sebagai alat angkut logistik militer di wilayah Surabaya dan Mojokerto.
Modul laut menggambarkan keberadaan dan layanan jasa transportasi laut yang telah menggunakan mesin, mencakup berbagai kapal penumpang, container, dok terapung,serta peralatan penunjangnya; dilengkapi paparan teknologi kelautan dengan berbagai
jenis kapal laut, prasarana yang ada dewasa ini, serta peralatan penunjang lain.
Modul udara menggambarkan keberadaan dan layanan jasa transportasi udara serta
perkembangannya dan teknologi peralatan transportasi udara, mencakup pesawat
terbang, peralatan transportasi udara, dan peralatan bandar udara.
Pameran luar statis menampilkan berbagai jenis lokomotif generasi pertama Perusahaan Kereta
Api Indonesia, termasuk rel kereta api dan terowongan,
Kereta Api Luar Biasa (KLB) yang digunakan Presiden dan Wakil Presiden Rl Pertama Soekarno-Hatta pada waktu Pemerintah RI hijrah dari Jakarta ke Yogyakarta, bis yang pernah dioperasikan di Indonesia, serta pesawat udara jenis DC-9 PK-GNT milik Garuda Indonesia yang pernah melayani penerbangan ke negara-negara Asean dan Australia. Di samping itu terdapat sebuah rangkaian
kereta api, terdiri atas lokomotif dan dua gerbong kayu, sebagai sarana hiburan bagi pengunjung.
Museum dibuka untuk umum tiap hari Selasa – Minggu, pukul: 09.00 –18.00. Tiket masuk: Rp 2.000
MUSEUM TAMAN AQUARIUM AIR TAWAR
Museum yang dibangun sejak tahun 1992 dan diresmikan pada tanggal 20 April
1994, ini merupakan taman biota air tawar terbesar dan terlengkap ke dua di
dunia serta terbesar di Asia, terletak diantara Museum Asmat dan Museum
Serangga, dekat Teater Imax Keong Mas dalam kawasan Taman Mini Indonesia Indah.
Museum Taman Aquarium menyimpan 6.000 ekor 126 spesies, terdiri atas beragam
jenis, baik dari berbagai perairan Indonesia
maupun belahan dunia lain, meliputi tanaman air, reptilia, crustacea, dan ikan.
Taman aquarium ini dilengkapi museum, perpustakaan, auditorium, aquarium
Nusantara, pojok reptilia, lorong gurame, dan ruang karantina yang dibangun di
bagian belakang untuk pengembangbiakan koleksi dan menampung hasil dari petani
yang dapat diperjualbelikan kepada pengunjung, masyarakat umum, penampung ikan,
dan eksportir. Taman aquarium juga membuka kesempatan
bagi para mahasiswa dan masyarakat umum untuk melakukan penelitian dan
observasi berkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan peluang bisnis ikan
hias.
Beberapa koleksi istimewa yang berasal dari air tawar asli Indonesia
antara lain arwana/siluk (scleropages formosus), hiu gergaji (pristis
microdon), tapah (wallago leerii), gurame putih (osphronemus goramy), ikan selurus maninjau (homaloptera
gymnosgaster), ikan wader goa (puntius microps), ikan lopis jawa (notopterus
notopterus), ikan sumpit, ikan hantu, ikan botia, ikan buntal, belut
listrik dan lain-lain. Selain itu, terdapat juga koleksi jenis ikan tamu yang
mempesona antara lain arapaima (arapaima gigas), piranha (serrasaimus) dari
sungai Amazon di amerika, ikan buaya (atractosteus spatulla) dari Amerika
Tengah dan Amerika Utara, ikan buta, ikan kupu-kupu, ikan chinese high fin
(myxocyprinus asiaticus asiaticus) dari sungai Yangtze Cina, serta kelompok
ikan kecil guppy, molly, dan platy. Selain ikan ada juga jenis reptile seperti
kura-kura Labi-Labi Albino (amyda cartilaginea) dari Papua Nugini, kura-kura
buaya (macrochelys temminckii), sidat kembang atau belut besar (anquila marmota).
Museum dibuka untuk umum tiap hari dari pukul 08.30 – 18.00
Harga tiket masuk Rp. 15.000 (sudah termasuk kunjungan ke Museum Serangga
dan Taman Kupu-kupu.
PUSAT PERAGAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (PP-IPTEK)
Museum PP IPTEK, dengan bangunan seluas 24.000 m2 ini mengusung gaya arsitektur futuristik, terletak di poros utama Taman Mini Indonesia Indah, diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1991. Museum ini memiliki 250 koleksi peragaan interaktif yang menghibur dan sarat nilai edukasi, dikelompokkan menjadi 14 wahana: antariksa, lingkungan, energi, fluida, gelombang, listrik dan magnet, mekanika, optik, transportasi darat, transportasi udara, arena peneliti cilik, matematika, penyakit dan kesehatan, galeri Plato. Peraga disiapkan untuk anak-anak dari TK sampai dengan SLTA.
Di museum ini metode ilmiah diterapkan dengan memakai alat dan bahan percobaan sederhana. Seperti bola yang dapat melayang karena perbedaan tekanan dalam aliran udara. Ada juga permainan sepeda dengan pak Belulang, Pak Belulang akan bergerak sesuai dengan gerakkan sang pengayuh sepeda. Gerakannya memperlihatkan tulang manusia yang saling terhubung satu sama lain dengan sendi yang melancarkan pergerakkan.” tengkoraknya itu kok ngikutin gitu.. Jadi asik gitu kan.. Saya juga bingung sebenarnya, saya yang ngikutin dia atau dia yang ngikutin saya.. Gitu.. “ kata salah satu pengunjung. Pengalaman ini tentu memberi kesan tersendiri bagi kita yang mencobanya.
Selain peragaan, museum sains ini juga memiliki simulator bencana. Di sini kita bisa merasakan sensasi gempa bumi sekaligus mengetahui kedahsyatan bencana tsunami.
Tersaji juga film-film ilmiah yang diputar di ruang auditorium berkapasitas tempat duduk 130 orang untuk menambah ilmu pengetahuan yang menghibur, dan dapat memahami sains dengan cara yang mudah, dan menyenangkan.
Bila anda berniat ke Museum PP-IPTEK, lebih baik jadikan Museum ini sebagai tujuan pertama dalam kunjungan kita ke TMII karena anak-anak masih dalam keadaan segar dan bersemangat untuk bereksplorasi mencoba alat-alat peraga yang tersedia. Selain itu kunjungan ke Museum ini sebaiknya tidak hanya dikunjungi satu kali karena butuh waktu seharian penuh untuk membaca setiap penjelasan dan meresapi ilmu yang anak-anak dapatkan dari kegiatan mencoba berbagai alat peraga.
Lokasi Museum: Jl. Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur
Buka: Senin-Jum’at, 08.30–16.00, Sabtu-Minggu, 09.00–16.30
Tiket: umum Rp.16.500,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar