*** BEST SOUND SYSTEM JAKARTA, Jl. Asembaris Raya F. Barat no.40A Kebonbaru Tebet, Jakarta Selatan (12830) Telp: 62.021.83705116 ***

Rabu, 30 Oktober 2013

BERNOSTALGIA DI MUSEUM (2)

Di Jakarta Pusat, terdapat lebih dari 20 museum yang tersebar di seluruh penjuru yang dapat Anda kunjungi. Kami cantumkan semua di sini baik museum-museum yang sering dikunjungi wisatawan baik luar maupun dalam negeri, sampai kepada museum-museum yang kurang terawat dan jarang sekali dikunjungi wisatawan. Saran kami kunjungilah, museum-museum itu maka akan terbukalah pandangan dan imajinasi kita untuk lebih bisa mencintai negeri ini. Ingat selalu pepatah “tak kenal maka tak sayang”. Dalam pendengaran kami pun masih terngiang-ngiang ungkapan seorang Jenderal bintang satu Angkatan Darat yang pernah menjabat kepala Pusat Sejarah TNI, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai para pahlawannya”.
Mari kita telusuri perjuangan para pahlawan bangsa itu dari peninggalan-peninggalannya yang dapat kita saksikan di dalam museum-museum. Selanjutnya…..ayo kita berjalan-jalan lagi mengunjungi museum-museum itu….


MUSEUM ART MON DECOR


Bagi anda pencinta seni, khususnya seni lukis dan seni rupa, Museum Art Mon Decor yang berlokasi di jalan Rajawali Selatan Raya No. 3, Sawah Besar, Gunung Sahari, Jakarta Pusat bisa menjadi alternatif berwisata keluarga. Murah meriah, bahkan lebih murah lagi…. Karena pengunjung tidak dipungut biaya tiket ko…….
Museum berlantai tiga dengan desain bangunan modern khas perkotaan ini memiliki koleksi lukisan dan seni rupa hasil karya seniman Indonesia dari berbagai aliran, seperti Affandi, Sunaryo, Tisna Sanjaya, Heridono, Srihadi Soedarsono, Nyoman Nuarta, Anusapati dan yang lainnya.
Yang membuat museum ini berbeda dengan museum lainnya adalah adanya pergantian tema koleksi museum tiap 6 bulan sekali, sehingga pengunjungpun tidak akan bosan menyaksikan koleksi yang itu-itu saja. Selain itu koleksi nya juga ada yang diperjual belikan.
Untuk menuju lokasi museum yang berada di kawasan PRJ Kemayoran itu, Anda bisa naik busway yang melintasi daerah Gunung Sahari, yakni koridor: 5, 5A, 7B dan 12. Dari Gunung Sahari, tinggal disambung lagi dengan ojek speda motor, bajaj, atau taksi.
Museum buka hari Selasa-Sabtu (10.00-18.00 WIB), Minggu (10.00-16.00 WIB), Senin dan libur Nasional tutup.
Nah.... setelah dari museum Anda bisa mampir di PRJ Kemayoran...... kan sembari nyelam minum air, sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui... atau pepatah apa lagi deh yang kira-kira seirama gituh....


MUSEUM GRAHA BHAKTI ANTARA
 

Bangunan yang berlokasi di kawasan Pasar Baru, tepatnya di Jln. Antara No. 61, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat ini dibangun pada awal abad 20, merupakan tempat bersejarah yang menjadi lokasi penyiaran pertama kalinya Proklamasi Kemerdekaan RI ke seluruh Nusantara bahkan sampai ke Australia dan San Fransisco di Amerika Serikat. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Adam Malik datang ke kantor DOMEI mendiktekan naskah Proklamasi yang baru saja dibacakan Bung Karno, tanpa menghiraukan izin dari sensor Jepang (Hondokan) seperti lazimnya, maka berita tadi oleh Pangulu Lubis dikirim ke bagian Radio dan menyelipkan diantara berita-berita lain. Markonis Soegiri bertugas mengawasi pelaksanaan tersiarnya teks Proklamasi tersebut dan pengirimannya dilaksanakan oleh Markonis Wua. Sekarang gedung ini digunakan sebagai Galeri Foto Jurnalistik ANTARA pada lantai dasar dan Museum ANTARA pada lantai atas.
Sebelum ditetapkan sebagai Museum, bangunan ini dulunya dikenal sebagai Kantor Yashima/Domei.
Buka setiap hari jam 10.00 sampai 17.00.
Untuk sampai di lokasi Anda bisa naik busway koridor 3, 5A, 7A, 8A yang melintasi Pasar Baru.


MUSEUM ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


Museum yang letaknya dalam kampus Universitas Indonesia ini menyimpan koleksi kadaver manusia, organ tubuh, janin, dan hewan mammalia dalam stoples berformalin. Hanya dibuka untuk umum pada saat dies natalis UI atau FKUI saja. Berlokasi di Jl. Salemba No.6, Jakarta Pusat.
Untuk sampai di lokasi museum, jika Anda mempergunakan busway, gunakan koridor 5, 7A dan 7B, berhenti persis di depan museum ini.


MUSEUM PURI BHAKTI RENATAMA / MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN R.I.


Sebuah Museum yang pertama berada dalam kompleks Istana Kepresidenan ini digagas oleh Ibu Tien Soeharto sejak 30 Maret 1971, dan pembangunannya ditugaskan kepada Ny. Herawati Diah dan Drs. Pangkoesmijoto. Pada 28 Agustus 1971, museum ini diresmikan bertepatan dengan kedatangan Ratu Juliana dari Belanda ke Indonesia.
Dalam museum ini terdapat beberapa ruang khusus, antara lain: Ruang Irian Jaya, Ruang Raden saleh, Ruang Barong, Ruang Tongkonan, Ruang Syangka, Ruang mancanegara, dan Ruang Wiwahabusana. Terdapat berbagai koleksi luisan karya-karya pelukis ternama Indonesia seperti Basuki Abdullah, Affandi, S. Sudjojono, Dullah, Fajar Sidik, dll. Terdapat pula berbagai benda seperti patung, keramik porselen, perak, perhiasan dan kain tenun tradisional. Salah satu koleksi lukisan yang paling penting, antara lain Penangkapan Diponegoro dan Berburu Singa karya Raden Saleh. Di museum ini disimpan hadiah serta cinderamata dari tamu-tamu negara.
Lokasi: Jl. Veteran No. 16 Jakarta Pusat.
Untuk tiba di lokasi, Anda bisa naik busway koridor 1, 3A, atau 6A, tapi karena museum ini ada di kompleks Istana Kepresidenan, maka tidak sembarang orang bisa masuk dan berkunjung ke sana.


MUSEUM SASMITALOKA JENDERAL BESAR DOKTOR A.H. NASUTION


Museum Abdul Haris Nasution atau tepatnya Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution adalah salah satu museum pahlawan nasional yang terletak di jalan Teuku Umar No. 40, Jakarta Pusat. Museum ini terbuka untuk umum dari hari Selasa hingga hari Minggu, dari pukul 08:00 hingga pukul 14:00 WIB. Setiap hari Senin museum ini ditutup untuk umum.
Museum ini semula adalah kediaman pribadi dari Pak Nasution yang ditempati bersama dengan keluarganya sejak menjabat sebagai KSAD tahun 1949 hingga wafatnya pada tanggal 6 September 2000. Selanjutnya keluarga Nasution pindah rumah pada tanggal 29 Juli, 2008 sejak dimulainya renovasi rumah pribadi tersebut menjadi museum.
Di kediaman ini Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution telah menghasilkan banyak karya juang yang dipersembahkan bagi kemajuan bangsa dan negaranya.
Di tempat seluas 2.000 meter persegi ini pulalah pada tanggal 1 Oktober, 1965 telah terjadi peristiwa dramatis yang hampir merenggut nyawa Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution. Pasukan Tjakrabirawa G-30S/PKI berupaya menculik dan membunuh beliau, namun hal ini gagal dilakukan. Dalam peristiwa tersebut, putri kedua beliau, Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean gugur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar