*** BEST SOUND SYSTEM JAKARTA, Jl. Asembaris Raya F. Barat no.40A Kebonbaru Tebet, Jakarta Selatan (12830) Telp: 62.021.83705116 ***

Rabu, 08 Mei 2013

Aron Flying Ship 2013





Pagi yang cerah pada Jum’at, 5 April 2013 di dermaga Pondok Dayung, Kawasan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL Tanjung Priok Jakarta Utara mengawali hari H nya yang ditunggu-tunggu oleh sebagian orang yang berkepentingan, oleh para panitia penyelenggara Demo Flying Ship Aron, para tamu yang akan datang, dan juga oleh kami selaku penyedia alat penterjemah dan sound system sebagai pendukung panitia.
Ya, hari itu, akan dilaksanakan demo “terbang dan berenangnya” sebuah kendaraan yang mampu beroperasi di air dan di udara yang diberi nama Aron oleh perusahaan pembuatnya asal Korea Selatan, Aron Flying Ship Ltd.
Pesawat amfibi tersebut merupakan pesawat pertama di dunia yang dapat beroperasi di udara dan di air bahkan pada cuaca buruk sekalipun yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah kelautan Indonesia, terutama Sea Rescue and Defense, kata President Director Aron Flying Ship Ltd Hyunwook Cho.
Aron Flying Ship, lanjutnya, sangat mudah dalam perawatan dan pengoperasian, berkecepatan tinggi namun tetap stabil pada kecepatan rendah serta hemat bahan bakar. Sehingga merupakan transportasi maritim yang sangat tepat untuk generasi mendatang, dan bla..... bla.... bla..... semua ungkapan berupa kepandaian dan kesempurnaan alatnya itu tercurah tumpah ruah didepan para peserta undangan juga di beberapa media yang meliput acara itu. Yang jelas semuanya hanya satu tujuan, yakni memperkenalkan dan menawarkan alat itu kepada bangsa kita, Indonesia, sebagai alat utama sistem senjata (alutsista).
Maaf aku tidak akan panjang lebar membahas amfibi itu, takut ada yang mengira aku dibayar oleh panitia, padahal kan panitia hanya membayar rental tempatku bekerja untuk alat penterjemah dan sound system saja.
Waktu menunjukkan jam 10 siang, ketika para tamu undangan berdatangan, yang berasal dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, TNI AU,  TNI AL, Polairud, Basarnas, anggota DPR, serta beberapa perusahaan swasta nasional. Hari mulai terik, sinar matahari masih jatuh menusuk ke dalam areal didalam panggung para tamu. Hal mana yang sebetulnya kami cemaskan dan berharap kalau matahari segera bergeser ke atas agar sinarnya tidak secara langsung masuk ke areal radiasi infra merah yang kami pancarkan dari alat-alat kami.
Namun alhamdulillah, sepanjang acara berlangsung dari awal sampai akhir, tidak ada gangguan sama sekali dari alat-alat kami. Baik yang kami pasang di panggung dermaga itu ataupun yang di restoran untuk para peserta beramah tamah.
Bubaran acara, kami langsung disambut gema adzan dari mesjid jami yang letaknya dekat dengan pintu utama Kopaska itu, menyeru umat Muslim untuk shalat Jum'at berjamaah. Kami pun berjamaah disana.
Ketika seluruh jamaah mengucapkan 'amiiin' disela-sela shalat Jum'at, alangkah indah dan menggema, menggetarkan seluruh ruangan dalam masjid. Aku menangkap semangat yang menggelora, ketegaran dan keperkasaan dalam diri-diri anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut itu. Rasanya lebih bersemangat daripada orang-orang umum atau diluar kemiliteran. Mudah-mudahan semangat itu tidak akan luntur dalam diri para prajurit negeri ini walaupun selalu digoda oleh keadaan. Salut buat TNI AL.
Cuman satu kendala yang membuat kami sedikit kesal (tapi maaf lho para petinggi Pasukan Katak). Tenaga kami yang sudah terkuras semenjak semalam sampai siang hari itu, ingin sekali buru-buru pulang dan istirahat dirumah sehabis selesai semua acara itu, tapi alat transfortasi penyeberangan yang merupakan satu-satunya sarana untuk menyeberang dari dermaga ke areal Kopaska itu cuman satu saja yang beroperasi, yakni sebuah motor boat ‘feri kecil’ yang harus bolak balik menyeberangkan para penumpang berikut barang-barang. Belum lagi, dari dalam areal Kopaska itu sangat banyak para anggota TNI AL yang merupakan pribumi disana yang harus diseberangkan, mau tidak mau kami harus antri menunggu giliran setelah beliau-beliau lewat. Tapi untung saja pemandangan laut yang sedikit bisa kami intip selama kami menyeberang dengan feri kecil itu membuat mata kami sedikit terhibur..... Terima kasih para prajurit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar