40. PATUNG AIR MANCUR Taman Fatahillah
Air Mancur ini dapat kita saksikan di kompleks Museum
Fatahillah (lihat di sini) yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia, sebuah museum yang terletak di
Jalan Taman Fatahillah No.1, Jakarta Barat dalam kawasan Kota Tua Jakarta. Air
mancur ini merupakan satu diantara sekian koleksi Museum Fatahillah yang tak luput dari kunjungan dan perhatian
para wisatawan domestik maupun manca negara yang sengaja berkunjung ke museum
ini untuk mempelajari dan mendalami sejarah kota yang dulunya bernama Jayakarta ini.
41. PATUNG AIR MANCUR ISTIQLAL
Air mancur ini berada di halaman depan pelataran Masjid Istiqlal, masjid termegah di Indonesia yang berlokasi di Jl. Taman Wijaya Kusuma, DKI Jakarta Pusat (10710). Keberadaan Air Mancur ini merupakan
sarana pelengkap dan boleh dibilang sebagai ”eye catcher” dari sebuah masjid
yang telah dinobatkan sebagai masjid terbesar di kawasan Timur Asia (Asia
Tenggara dan Asia Timur).
Masjid Istiqlal dibangun sebagai ungkapan
dan wujud dari rasa syukur bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, atas
berkat dan rahmat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat kemerdekaan,
terbebas dari cengkeraman penjajah. Karena itulah masjid ini diberi nama
”Istiqlal” yang dalam bahasa Arab berarti ”Merdeka”.
Pemancangan tiang
pertama pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Presiden Ir. Soekarno pada
tanggal 24 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW,
disaksikan oleh ribuan umat Islam. Baru setelah tujuh belas tahun kemudian,
masjid ini selesai pembangunannya. Kendala utama selama pembangunannya adalah
situasi politik saat itu yang kurang kondusif. Peresmian penggunaan daripada Masjid
Istiqlal dilakukan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978.
42. PATUNG DR. CIPTO MANGUNKUSUMO RSCM
Patung utuh (seluruh badan) Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, seorang tokoh
perjuangan Indonesia pada masa kolonial itu berdiri tegak di dalam kompleks
Rumah Sakit Pemerintah yang bernama sama dengan patung itu, Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo biasa disingkat RSCM.
Lokasi RSCM adanya di tengah-tengah kota Jakarta, yakni di Jln. Pangeran Diponegoro Jakarta Pusat. Rumah
sakit ini adalah pusat rujukan nasional rumah sakit pemerintah dan merupakan
tempat pendidikan dokter umum, dokter spesialis I dan subspesialis, perawat
serta tenaga medis lainnya.
Bangunan awal dari RS ini pada masa Hindia
Belanda dulu adalah Gedung Centrale Burgelijke Ziekeninrichting / CBZ (”klinik
umum pusat”), yang menjadi satu dengan STOVIA yang merupakan cikal bakal dari
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, didirikan pada tanggal 19 November 1919.
43. MONUMEN PERJUANGAN STOVIA Gedung Stovia
Monumen
Perjuangan STOVIA adalah monumen yang didirikan untuk memperingati 125 tahun
pendidikan kedokteran, dibuat tahun 1976 oleh Soenarjo, berlokasi di
dalam areal Museum Kebangkitan Nasional (baca juga di sini), di Jalan Abdul Rachman
Saleh No.26, Senen, Kota Jakarta.
Museum Kebangkitan Nasional dulunya adalah sebuah gedung yang dibangun sebagai monumen tempat lahir dan berkembangnya
kesadaran nasional dan juga ditemukannya organisasi pergerakan modern pertama kali dengan nama Boedi Oetomo. Sebelum
menjadi museum, bangunan ini dahulunya adalah sekolah kedokteran yang didirikan oleh Belanda dengan nama School tot Opleiding van Inlandsche
Artsen disingkat STOVIA atau Sekolah Dokter Bumiputra yang didirikan pada tahun 1851.
Di gedung ini sejarah mencatat, kelahiran Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908, lahirnya organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan Trikoro Dharmo (Jong Java), Jong Minahasa, dan Jong Ambon. Pada 20 Mei 1974 Presiden Suharto, meresmikan
gedung STOVIA menjadi Gedung Kebangkitan Nasional.
44. PRASASTI SUNDA KELAPA
Padrão berasal dari bahasa Portugis yang
berarti batu prasasti berupa tiang berukuran besar yang bergambarkan lambang
Kerajaan Portugal, yang didirikan oleh para penjelajah Portugal sebagai tanda
bagian wilayah Portugal, pada masa penjelajahan atau penemuan dunia baru
setelah adanya perjanjian Torsedilhas 1494 dan Zaragosa. Para pemimpin
ekspedisi penjelajahan Portugis Bartolomeu Dias, Vasco da Gama, Enrique Leme, dan
Diogo Cão telah mendirikan padrão di berbagai tempat di dunia, Prasasti Padrão
Sunda Kelapa, adalah salah satunya.
Padrão Sunda Kelapa adalah sebuah prasasti berbentuk tugu batu yang ditemukan
pada tahun 1918, ketika dilakukan penggalian untuk membangun fondasi gudang di
sudut Jalan Prinsenstraat (sekarang Jl. Cengkeh) dan Groenestraat (sekarang Jl.
Kali Besar Timur I), dekat Pasar Ikan, Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Prasasti
ini menandai perjanjian Kerajaan Sunda Pajajaran (dengan utusannya yang bernama Raja Samian/Sang Hyang
Surawisesa) sebagai penguasa pelabuhan Sunda Kelapa dengan Kerajaan Portugal utusan dagang dari Malaka yang dipimpin Enrique Leme.
Padrão ini didirikan di atas tanah yang ditunjuk sebagai tempat untuk membangun benteng dan gudang bagi orang Portugis.
Padrão tersebut sekarang disimpan di Museum Nasional Republik Indonesia, sementara sebuah replikanya yang dibuat oleh Drs. Suryo dari ITB tahun 1980 dipamerkan di Museum Sejarah Jakarta (lihat di sini).
Padrao ini terbuat dari setinggi 165 cm. Bertanggal 21 Agustus 1522, tulisannya menggunakan aksara Gotik dan berbahasa Portugis. Di bagian atas prasasti ini terdapat gambar bola dunia (armillarium) dengan garis khatulistiwa dan lima garis lintang sejajar. Lambang ini sering digunakan pada masa pemerintahan Raja Manuel I dan III dari Portugal. Di atas lambang tersebut terdapat gambar trefoil kecil, yaitu tumbuhan dengan tiga daun.
Pada baris pertama tulisan prasasti tersebut terdapat lambang salib, dan di bawahnya terdapat
tulisan DSPOR yang merupakan singkatan dari Do Senhario de Portugal (penguasa Portugal). Pada kedua baris berikutnya terdapat tulisan ESFER Яa/Mo yang merupakan singkatan dari Esfera do Mundo (bola dunia) atau Espera do Mundo (harapan dunia).
45. PATUNG GAJAH MADA
Monumen Gajah Mada, terletak di halaman sisi kanan Markas
Besar Kepolisisan (MABAK) Republik Indonesia, di perempatan jalan Trunojoyo menuju
Kebayoran baru, menghadap ke ruang lepas yang merupakan lapangan upacara
kepolisian. Monumen ini merupakan karya Catur Prasetya (1961). Tinggi
seluruhnya 17m dengan tatakan patung 8m dengan batu beton cor dengan tekstur
polos. Patung dikerjakan selama tiga bulan dan dilakukan dalam empat tahap
dengan tenaga kerja sebanyak 30 orang. Mereka adalah putera-putera Jakarta asli dari Pondok
Cina, Jakarta Selatan.
Sejalan dengan pencanangan Trikora, peresmian monumen ini
dilakukan Soekarno tanggal 1 Juli 1962 ikut menanamkan tekad Sumpah Palapa ke
dada setiap sukarelawan yang akan maju ke medan juang. Pemrakarsa pendirian
monumen ini ialah Menteri Kepala Staf Angkatan Kepolisian, Jenderal Polisi R.
Soekarno Djojonagoro, dan perawatannya ditangani oleh MABAK (Markas Besar
Angkatan Kepolisian).
46. PATUNG JENDERAL AHMAD YANI
Sebuah patung untuk mengenang besarnya jasa dan
pengabdian seorang Ahmad Yani kepada negara. Patung ini didirikan oleh
Pemerintah DKI Jakarta dan dibuat oleh Sanggar Bambu. Patung Ahmad Yani
terdapat di Jalan Lembang No. D 58, Menteng, yang merupakan bekas rumah tinggal
keluarga A. Yani. Kini rumah itu diberi nama "Sasmita Loka" (baca
juga di sini) di bawah pengawasan Dinas Sejarah Angkatan Darat.
Adapun patung Jenderal A.Yani adalah dalam bentuk/wujud
utuh. Patung Jenderal A. Yani dalam posisi sedang istirahat, kedua tangan di
belakang sambil memegang tongkat komando, berpakaian lengkap PDU IV (Pakaian
Dinas Upacara IV), memakai tanda jasa, pakai topi upacara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar