Mengawali sobekan cerita yang akan diterbitkan secara berkala selanjutnya, kami mulai dari cuplikan tentang kota tempat dimana kami mangkal dan mencari sesuap nasi. Yang kebetulan juga akan memperingati Hari Ulang Tahunnya yang ke 486 pada bulan Juni ini. JAKARTA, itulah nama kotanya.
Jakarta, sebagai ibu dari kota-kota di negeri tercinta ini, terkenal sebagai kota wisata belanja, karena pusat-pusat perbelanjaan menumpuk di kota ini. Dari level Sogo Jongkok (alias emperan) sampai Sogo ‘aslinya’ yang berada di mal-mal mewah. Dengan harga barang yang diperjual belikan yang sangat bervariasi dari harga baju seribu perak 2 buah sampai harga satu baju sekian JeTe.
Jakarta kalau dilihat dari sejarah berdirinya, dulunya memang dikenal sebagai pusat kota niaga. Kalau dulu yang di’niaga’kan adalah rempah-rempah hasil bumi dari tanah air ini, lain halnya dengan sekarang, yang di’niaga’kan adalah kemewahan yang serba ‘wah’ untuk busana, aksesoris, furnitur, elektronik dan lain sebagainya. Pokoknya
segala hal yang mendukung era modernisasi-globalisasi lah.
Kalau sodara yang baru sekali ini menginjakkan kaki di tanah Jakarta, mampirlah ke Kota Tua untuk melihat dari dekat peninggalan-peninggalan sejarah kota Metropolitan ini. Disepanjang jalan Gajah Mada sampai ke Kota Tua, masih terlihat
bangunan-bangunan tua yang dapat mengembalikan impian kita masa lampau (itu kata orang-orang tua yang hidup di ibukota ini), sayangnya beberapa bangunan tersebut sudah tidak terawat. Sejak kerusuhan tahun 1998 banyak warga keturunan tionghoa yang tinggal di situ menjadi korban dan meninggalkan bangunan tersebut
terbengkalai.
Di Kota Tua banyak tempat yang bisa dikunjungi, sekedar untuk melihat koleksi-koleksi museum yang ada di sekitar Kota Tua maupun berfoto-ria. Di Taman Fatahillah saja ada tiga museum, Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), Museum Seni Rupa dan Keramik, serta Museum Wayang. Dekat shelter Trans Jakarta dan tidak jauh dari museum-museum sebelumnya, ada Museum Bank Mandiri dan Museum Bank Indonesia. Cukup dengan naik Bus Trans Jakarta atau kereta api kita sudah langsung bisa menikmati wisata museum tersebut.
Di Kota Tua banyak tempat yang bisa dikunjungi, sekedar untuk melihat koleksi-koleksi museum yang ada di sekitar Kota Tua maupun berfoto-ria. Di Taman Fatahillah saja ada tiga museum, Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), Museum Seni Rupa dan Keramik, serta Museum Wayang. Dekat shelter Trans Jakarta dan tidak jauh dari museum-museum sebelumnya, ada Museum Bank Mandiri dan Museum Bank Indonesia. Cukup dengan naik Bus Trans Jakarta atau kereta api kita sudah langsung bisa menikmati wisata museum tersebut.
Dari pemandangan sekitar Kota Tua dan segala macam pernik koleksi Museum disana, kita sudah bisa membayangkan bagaimana perkembangan kota ini dari semenjak berdiri sampai masa kini. Kiranya kami tidak perlu membahas detailnya
di sini, silahkan saja sodara datang dan simak sendiri semuanya di lokasi.
Ini peta museum-museum di Kota Tua
Dan ini museum-museum yang silahkan sodara datangi di Kota Tua
Dimana letak Kota Tua Jakarta di Peta Dunia, klik di sini.
Sebelum sodara datang ke Kota Tua Jakarta, silakan kunjungi situs resmi Kota Tua Jakarta di sini.
Kalo sodara sudah datang ke Jakarta dan berjalan-jalan
di Kota Tua. Untuk nge-rental Sound System dan atau Alat Penterjemah Bahasa, silahkan telpon kantor BSS di 021.83705116 atau datang saja ke kantor BSS.
Sodara belum pernah naek Bis Trans Jakarta kan?
? Baiklah kita ke kantor BSS numpang bis itu sekalian menikmati salah satu alat trasnportasi Jakarta yang lagi naek daun ini. Murah meriah dan lancar, sebab bis ini punya jalanan sendiri, dimana kendaraan lain tidak boleh masuk di jalanan dia.
Pergilah sodara ke halte Trans Jakarta yang lokasinya tepat di depan Stasiun Beos/Jakarta Kota. Naek bis Trans Jakarta Koridor 1 (jurusan Kota – Blok M), berhenti di halte Bendungan Hilir, lalu kita transit alias ganti bis, naek jurusan Pluit-Pinang Ranti (Koridor 9A)atau jurusan Grogol-Cililitan (Koridor 9B) berhenti di halte Cikoko/Stasiun Cawang. Disambung naek angkot warna biru jurusan Kalibata-Kampung Melayu no. 02, berhenti di depan Rumah Bersalin Medika Salsabila. Nah tepat di depan Rumah bersalin inilah kami punya kantor. Kalau sodara gak mau ribet-ribet, naek saja
taksi, bilang saja sama pak Sopir, ke Asem Baris Tebet. Nanti setelah sampe di Asem Baris, tinggal cari Rumah Bersalin Medika Salsabila.
Untuk melihat petanya silahkan klik di sini.
Sekian dulu ceritanya, tunggu kelanjutannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar